Mahasiswa PENS Ciptakan Robot Pesepakbola

Robot buatan mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Afra Augesti

VIVA.co.id – Dua mahasiswa yang mewakili tim robotik Politeknik Elektronika Negeri Surabaya atau PENS, menciptakan robot pesepakbola dan robot pemadam api.

Kisron (20 tahun), salah satu mahasiswa tersebut, mengatakan robot ciptaan timnya telah berkali-kali mengikuti kompetisi robot di kancah internasional, seperti Jepang, Jerman, Brasil dan Amerika Serikat. Tak tanggung-tanggung, mulai dari juara hingga juara umum pun pernah dibabat oleh tim robotik PENS.

"Selama di tim robot, alhamdulillah bisa mewakili Indonesia ke Amerika Serikat, di kontes robot, di lomba robot Trinity College Robot Contest pada April 2017. Alhamdulillah dapat juara 1, 2, 3 dan juara umum," ujar mahasiswa semester tujuh, jurusan komputer PENS ini di Jakarta Convention Center, Senin 21 Agustus 2017.

Tiga robot yang dimaksud Kisron yaitu Eros, Effiro dan Erisa. Ia menjelaskan, ketiga divisi robot ini memiliki kelebihan masing-masing.

Eros adalah robot humanoid yang diadaptasi dari pemain bola. Effiro adalah robot berbentuk minitruck yang didesain untuk memadamkan api, sedangkan Erisa adalah robot humanoid yang pandai menari.

Dia menjelaskan, robot Eros memakai kamera, punya kecerdasan buatan, bisa mendeteksi bola, mendeteksi gawang dan mendeteksi teman. Ketika bermain sepakbola, robot tersebut bisa mengoper ke temannya. Kemudian, mengumpankan dan mengarahkan bola ke gawang. "Kalau jatuh, dia bisa bangun sendiri. Menyesuaikan dengan peraturan sepakbola, seperti pemain bola," ujarnya.

Sementara robot Effiro bisa berjalan di dalam ruangan tanpa menabrak hambatan. Dia bisa mematikan lilin dengan cepat. Dia juga bisa mencari dan menyelamatkan bayi yang ada di lapangan sebagai simulasi.

Meski demikian, ketiga robot ini masih harus dikembangkan lagi agar semakin canggih dan modern. Misalnya, penyesuaian perubahan warna untuk pendeteksian sensor dan perubahan lapangan.

"Eros di lapangan, bisa berbeda dengan yang biasa kita pakai buat latihan. Kalau Effiro, kelemahannya juga ada di perubahan warna lapangan. Terutama untuk indikator alternatif targetnya. Kan ada warna merah dan biru. Ketika kita latihan, berbeda dengan yang ada di lomba," ujar Kisron.

Untuk daya baterai, ketiga robot ini bisa bergerak dan hidup selama kurang lebih 45 menit. Sedangkan untuk lama pengisian daya, bisa mencapai satu jam, tergantung pemakaiannya. "Baterai kan ada tegangan kerjanya. Semakin habis baterainya, semakin lama ngecasnya. Begitu pula sebaliknya," katanya. (one)