Penyebab eSports Tak Masuk Cabang Olahraga Olimpiade

eSports Indonesia melawan China Taipei.
Sumber :
  • Instagram/@garenaaovid

VIVA – Komite Olimpiade Internasional atau International Olympic Committee menegaskan tidak tertarik untuk memasukkan eSports sebagai cabang olahraga. Hal ini dikarenakan olahraga online tersebut menunjukkan nilai kekerasan dan ketidaksportifan.

Presiden Komite Olimpiade Internasional, Thomas Bach menilai, meskipun eSports mampu menghasilkan pendapatan hingga miliaran dolar AS, namun mereka tidak menginginkan adanya kekerasan dan ketidaksportifan, walau dalam bentuk fantasi.

"Kalau ada cabang olahraga yang bisa 'membunuh' seseorang maka hal ini tidak bisa diselaraskan dengan nilai-nilai Olimpiade," kata Bach, dilansir dari TechSpot, Kamis, 6 September 2018.

Bos IOC asal Jerman ini lalu memberi contoh anggar atau fencing. Menurutnya anggar tidak dikategorikan sebagai kekerasan. Hal itu berbeda dengan eSports. Meskipun virtual tetapi permainannya diwajibkan untuk 'membunuh' lawan main.

"Pertumpahan darah dalam game menjadi masalah terbesar. Garis kekerasan bisa dikaburkan tapi pertumpahan darah sangat mudah diidentifikasi," jelasnya.

eSports memiliki 320 juta penonton secara global. Game online ini menjadi banyak diperhatikan dibanding event olahraga tradisional lainnya.

Untuk Olimpiade, memang eSports tidak dilarang selamanya. Namun, kompetisi ini akan mendapatkan banyak rintangan untuk menjadi salah satu cabang olahraga yang resmi dipertandingkan.