Tangan Dingin Perempuan di Balik Ambisi Uni Emirat Arab ke Mars

Menteri Riset dan Ilmu Pengetahuan UEA, Sarah al-Amiri.
Sumber :
  • eBioPic.com

Amal, yang berarti ”harapan“, dijadwalkan mencapai tujuannya pada Februari 2021, dan akan menghabiskan setidaknya dua tahun di orbit Planet Mars. Wahana tak berawak milik Uni Emirat Arab (UEA) itu dilengkapi berbagai instrumen untuk mempelajari atmosfer dan mengumpulkan informasi tentang perubahan iklim di planet merah.

Menurut UEA, misi tersebut akan memberikan gambaran lengkap atmosfer planet Merah yang pertama. Peluncuran Amal tadinya dijadwalkan pada 14 dan 17 Juli 2020, namun ditunda dua kali karena cuaca buruk.

Uni Emirat Arab pertama kali mengumumkan rencana Misi ke Mars pada 2014. Dengan mengembangkan program luar angkasa, UEA berusaha untuk mengembangkan keahlian lokal dalam sains dan teknologi, dengan harapan kelak bisa mengurangi ketergantungan pada minyak.

"Misi Uni Emirat Arab ke Mars adalah pesan harapan bagi seluruh pemuda-pemudi Arab," kata Omar Sharaf, kepala proyek misi mars UEA dalam sebuah video yang diposting ke Twitter pada Minggu, 19 Juli 2020. "Jika sebuah negara muda seperti UEA mampu mencapai Mars dalam waktu kurang dari 50 tahun, maka kita dapat melakukan lebih banyak hal sebagai suatu wilayah.''

Sarah al-Amiri: Perempuan yang memimpin misi Mars Uni Emirat Arab

Mimpi Sarah al-Amiri lahir ketika melihat gambar Galaksi Andromeda pada usia 12 tahun. Namun ia tidak pernah berpikir akan memimpin misi luar angkasa negaranya menuju Planet Mars sebagai menteri Riset dan Ilmu Pengetahuan UEA.

"Sebagai seorang perempuan muda, pada usia 12 tahun, saya melihat gambar Galaksi Andromeda, galaksi terdekat dengan Bima Sakti kita," kata Sarah al-Amiri dalam acara TEDx Talk 2017 di Dubai. Dia mengatakan itulah yang mendorongnya untuk belajar sebanyak-banyaknya tentang ruang angkasa.

Peluncuran Amal menuju orbit Mars kini menjadi salah satu peristiwa puncak dalam karirnya. "Kami adalah negara baru yang terlambat bersaing dalam perspektif global," kata Sarah al-Amiri kepada jurnal ilmiah Inggris Nature awal bulan ini. "Wajar bagi orang untuk berpikir bahwa ini gila," tambahnya.

Sarah al-Amiri ditunjuk sebagai kepala Dewan Sains UEA pada 2016 dan setahun kemudian, ia diminta untuk menjadi menteri Riset dan Ilmu Pengetahuan.

“Demi kepentingan umat manusia”

Misi ini juga menjadi istimewa karena menurut Jurnal Nature, tim sainsnya didominasi oleh perempuan. Sebanyak 80 persen dari tim ilmuwan yang terlibat dalam misi ini adalah perempuan. Sebagai perbandingan, hanya 28 persen tenaga kerja di Uni Emirat Arab adalah perempuan.

Sarah al-Amiri berharap, misi ambisius ke Mars ini juga bisa untuk meningkatkan minat dan keterlibatan generasi muda UEA di bidang sains, teknologi, teknik dan matematika.

"Ilmu pengetahuan bagi saya adalah bentuk kolaborasi paling internasional," kata Sarah al-Amiri. "Ini tidak terbatas, tanpa batas negara, dan didorong oleh semangat para individunya demi kepentingan kemanusiaan," ujarnya. hp/rzn (rtr, ap)