Mengikis Bullying di Wilayah 'Trendsetter'

Anti-bullying.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Tekno – Kasus bullying (perundungan atau tindakan kekerasan) memiliki pengaruh buruk terhadap korban. Mulai dari menurunnya minat dalam mengikuti tugas atau kegiatan sekolah, kesulitan menjalin hubungan baik terhadap sesama hingga bisa mengalami depresi.

Catatan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terdapat sebanyak 2.355 pelanggaran terhadap perlindungan anak yang masuk KPAI hingga Agustus 2023.

Dari jumlah tersebut, rinciannya anak sebagai korban bullying 87 kasus, anak korban pemenuhan fasilitas pendidikan 27 kasus, anak korban kebijakan pendidikan 24 kasus, anak korban kekerasan fisik dan/atau psikis 236 kasus, serta anak korban kekerasan seksual 487 kasus.

Sementara Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) telah merilis data kasus bullying di sekolah sejak Januari hingga September 2023, di mana tercatat ada 23 kasus. Dari jumlah tersebut, 50 persen terjadi pada jenjang SMP, 23 persen jenjang SD, serta 13,5 persen masing-masing di jenjang SMA dan SMK.

Jika melihat data ini maka kasus paling banyak terjadi pada jenjang SMP, baik dilakukan oleh sesama siswa maupun pendidik. Adapun dari dokumentasi yang beredar di media sosial, mayoritas perundungan masih banyak terjadi di sekolah dibandingkan tempat lainnya seperti lingkungan masyarakat atau pun cyberbullying.

Ilustrasi cyberbullying.

Photo :
  • Flickr/Hannahgal

"Miris kita melihat maraknya kasus bullying yang sering terjadi di sekolah. Sudah menjadi tugas kita semua untuk mencegahnya," kata Tubagus Zainal Arifin atau kerap disapa Uncle Teebob dari Tim Layanan Dukungan Psikososial Kementerian Sosial.

Untuk itu, Uncle Teebob bersama PT Waroeng Steak Indonesia turut andil menggelar kampanye anti-bullying yang dilaksanakan di 14 sekolah di wilayah Denpasar, Bali, mulai dari 6-14 November 2023.

"Kampanye ini dilakukan di Bali, khususnya Denpasar, karena sebagai trendsetter untuk budaya, pendidikan, dan juga gaya hidup anak muda Indonesia. Jadi, kita jor-joran sosialisasi di sini sebagai percontohan," tuturnya.

Beberapa sekolah yang menjadi tujuan kampanye anti-bullying di antaranya SMP Dwijendra, SMP Dharma Praja, SMP PGRI 2, SLB Negeri 1, SMP AMI, SMP Widya Sakti, SMP Negeri 13, dan SMP Harapan Nusantara.

"Kami turut perihatin dengan maraknya kasus bullying yang dialami oleh para generasi muda penerus bangsa. Inilah mengapa kami menggelar kampanye sebagai bentuk tanggung jawab terhadap dunia pendidikan, terutama di Kota Denpasar," ungkap Fidianto, Perwakilan Waroeng Steak Indonesia.