Indonesia Jangan jadi Pelanduk yang Mati di Tengah Persaingan 2 Gajah

Digitalisasi.
Sumber :
  • INSEAD Knowledge

VIVA Tekno – Di era digital yang semakin maju, peran teknologi informasi dan komunikasi semakin krusial bagi ketahanan suatu negara.

Sisi lain, muncul tantangan yang begitu kompleks untuk mengelolanya, disebabkan jumlah populasi yang terus meningkat, akses informasi yang semakin mudah, hingga media sosial yang semakin memudahkan informasi simpang siur di jagat maya.

Terkait hal tersebut, kemandirian negara dalam mengadopsi teknologi menjadi hal penting untuk memastikan bahwa negara tetap memiliki kontrol penuh terhadap sistem teknologi dan keamanan informasi dan tentunya terhadap informasi dan data warga negara Indonesia, termasuk institusi di dalamnya.

Skandal suap perusahaan ERP asal Jerman SAP yang pertama kali diungkap pada pengadilan Amerika Serikat (AS), dan menyeret Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Bakti Kemenkominfo), dapat menjadi contoh betapa mengerikannya persaingan bisnis tingkat dunia sehingga terjadi perilaku bermoral rendah seperti itu terjadi, dan ternyata juga dilakukan oleh perusahaan global sekelas SAP.

Kasus tersebut terungkap baru-baru ini berdasarkan berita resmi Departemen Kehakiman AS yang menyatakan adanya dokumen pengadilan terhadap SAP yang dituntut untuk membayar lebih dari US$220 juta atau setara Rp3,4 triliun dalam bentuk denda maupun administrasi.

"Kemandirian dalam mengadopsi dan menguasai teknologi informasi adalah hak mutlak supaya benar-benar memiliki kedaulatan, bukan jadi penonton di rumah sendiri. Jangan menjadi pelanduk yang mati di tengah persaingan dua gajah," kata Kepala Eksekutif Equnix Business Solutions, Julyanto Sutandang.

Menurutnya, ada lima alasan mengapa harus mandiri dalam mengadopsi teknologi informasi:

Transformasi digital.

Photo :
  • Unsplash

    1. Ketahanan ekonomi

Dengan kemampuan sendiri kita berusaha mengisi kebutuhan pasar domestik, sehingga pengguna akan selalu punya opsi dan harga yang lebih bersaing tidak harus tergantung pada solusi dari luar. 

    2. Ketahanan dan keamanan nasional

Dengan penggunaan sumber daya lokal menguasai teknologi secara mandiri sehingga tidak ada potensi sabotase maupun embargo yang dapat mengganggu pelaksanaan ketahanan dan keamanan secara mandiri. 

    3. Kedaulatan

Sumber daya yang diciptakan (solusi yang berasal dari sumber daya teknologi informasi, menjadi bentuk sumber daya lainnya) tidak memiliki ketergantungan teknis maupun legal terhadap pihak asing sehingga kontrol dapat dilakukan sepenuhnya.

    4. Ketersediaan sumber daya lokal

Sumber daya terpenting bagi sebuah negara adalah sumber daya manusia (SDM). Sebuah negara dapat berdiri dengan baik jika dan hanya jika SDM-nya berkualitas sehingga dapat menyokong tiang utama bangunan negara yang mandiri dan merdeka.

Jika teknologi tidak dapat dikuasai secara mandiri, akan sangat besar kemungkinan terjadi aliran SDM yang berkualitas keluar untuk mencari kesempatan aktualisasi diri yang baik.

    5. Kreativitas dan inovasi

Dengan terbukanya pasar untuk pemanfaatan sumber daya lokal, maka kreativitas akan mendapatkan ruang untuk berkembang.

Kreativitas yang berkembang dengan baik, pada suatu titik akan mengembangkan inovasi, akan muncul banyak penemuan dan menghasilkan kreativitas yang lainnya lagi demikian seterusnya.

Ia juga menyebut, selain melakukan pembenahan sistem pengawasan dan pengelolaan SDM, sebuah lembaga perlu memperkuat kemampuan dalam mengembangkan teknologi karya anak bangsa lewat kolaborasi dengan lembaga riset dan perguruan tinggi dan pemanfaatan Open Source.

"Untuk mencapai kemandirian penguasaan teknologi informasi, Indonesia juga perlu menginvestasikan sumber daya dalam penelitian dan pengembangan teknologi secara lokal, memutuskan ketergantungan terhadap sumber daya asing, memperkuat kebijakan dan regulasi terkait, serta menjalin kerja sama dengan lembaga riset dan perguruan tinggi," ungkapnya.