Simulator Ini Selesaikan Cerai dan Harta Gono Gini

Jerrold Soh menunjukkan simulator perceraian
Sumber :
  • www.straitstimes.com/Gavin Foo

VIVA – Urusan perceraian memang kadang begitu rumit, apalagi dalam pembahasan harta gono gini. Teknologi kini bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan urusan pelik tersebut. 

Mahasiswa ekonomi dan hukum tingkat akhir National University of Singapore (NUS) Singapura, Jerrold Soh, bersama dengan tiga koleganya mengembangkan simulator pemrediksi pembagian aset dalam kasus perceraian. 

Dikutip dari Straitstimes, Senin 8 Januari 2018, dengan memanfaatkan algoritma, program simulator besutan empat sekawan itu mampu memprediksi pembagian harta gono gini sebuah pasangan cerai, dengan lebih adil. 

Ketiganya menciptakan simulator cerai itu dalam sebuah perusahaan bernama Lex Quanta. Perusahaan itu didirikan pada September 2016. Empat sekawan itu punya tugas masing-masing dalam pengembangan perusahaan, ada yang mengurusi data, pengkodean, bisnis dan hukum.

Pengembangan purwarupa simulator ini berjalan setengah tahun. Versi akhir simulator ini selesai pada April lalu.  

Simulator cerai itu memprediksi hasil dari kasus melalui teknologi komputer. Dengan algoritma, simulator itu akan memprediksi total aset dalam kasus, dan berapa kontribusi aset suami-istri selama menjalani pernikahan.

Dalam pengembangannya, Lex Quanta menguji simulator itu pada lebih dari 10 firma hukum pernikahan. Dan pengelola firma hukum mengaku kehadiran simulator itu cukup membantu mereka menyelesaikan kasus klien mereka. Simulator ini juga telah diuji pada lebih dari 100 kasus pembagian harga gono gini, misalnya soal akun bank dan rumah.

Salah satu firma yang telah mencoba simulator itu adalah OTP Law Corporation. Pendiri firma tersebut, Susan Tay, mengakui, simulator Lex Quanta sangat menarik dan menjanjikan. Tay senang mahasiswa hukum Singapura mengerjakan simulator untuk membantu menyelesaikan kasus hukum pernikahan.

Soh berharap simulator ini bisa dipakai oleh banyak orang dalam kasus hukum pernikahan. Dia menawarkan, orang akan merasakan pengalaman berbeda menghadapi kasus dengan menggunakan simulator tersebut. 

"Karena sebagai anggota masyarakat, Anda menggunakan versi sederhana dari simulator ini. Anda bisa mendapatkan sensasi beda dari masalah Anda dan melihat apakah Anda harus menggandeng pengacara," jelasnya.

Melihat respons pasar yang lumayan tinggi, Lex Quanta ingin memperluas penggunaan simulator tersebut. Ke depan simulator itu bisa dipakai dalam kasus lain misalnya kasus kecelakaan lalu lintas, kasus bisnis dan perjanjian komersial sampai sengketa pelanggaran hak cipta. (one)