Startup Lokal Tertinggal Jauh dari AS dan China

Ilustrasi Gerakan 1.000 Startup.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA – Gan Kapital Plug and Play Indonesia tidak hanya membina perusahaan rintisan atau startup lokal, tetapi juga luar negeri yang memiliki pangsa pasar di Tanah Air.

Managing Director Gan Kapital Plug and Play Indonesia, Wesley Harjono, mengaku ingin mengkolaborasi keduanya agar dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Ada beberapa startup dari luar negeri yang kita saring. Kita tidak bisa pungkiri startup lokal jauh ketinggalan dari mereka, terutama dengan Amerika Serikat dan China," kata Wesley di Jakarta, Selasa 16 Oktober 2018.

Artinya, ia menuturkan, apabila ada startup lokal yang mempunyai solusi yang sama, maka GK-PnP Indonesia lebih memprioritaskan yang berasal dari lokal.

Saat ini, mereka telah mencapai batch tiga dengan total 36 startup. Wesley mengaku ingin memberi kesempatan untuk startup luar negeri agar turut berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan startup dalam negeri.

Berakhirnya batch tiga ini mengartikan dibukanya pendaftaran batch empat pada 6 November mendatang. Selanjutnya, mereka akan fokus di bidang fintech, Internet of Things (IoT), mobility, food, agriculture, dan sustainability.

"Dengan begitu, mereka juga dapat berekspansi di sini," katanya. GK-PnP merupakan perusahaan global akselerator bisnis dengan spesialisasi pada pengembangan startup berbasis teknologi.

Pada kesempatan yang sama, Managing Partner Plug and Play Asia Pacific, Jupe Tan, mengungkapkan kolaborasi yang mereka lakukan adalah sebuah keharusan, dan bukan lagi dilihat sebagai tambahan opsional. Hasilnya dapat membantu korporasi menemukan bisnis model baru.

"Kehadiran kami untuk membangun sebuah ekosistem, di mana setiap pihak dapat berkolaborasi dan memberikan nilai tambah. Korporasi dapat bersinergi dengan startup sebagai pihak yang menyediakan teknologi, inovasi dan semangat entrepreneur," jelas Jupe.