Berburu Skema Pembiayaan Lewat Google, Syariah Lagi 'Booming'

Mesin pencari Google atau Google Search.
Sumber :
  • Dok. Google

VIVA – Di tengah penurunan harga dan peningkatkan suplai hunian, sebelum memutuskan mengambil langkah membeli rumah, para pencari rumah sebaiknya mempelajari dahulu skema pembiayaan pemilikan rumah dengan seksama.

Skema yang dimaksud antara lain simulasi KPR, daftar suku bunga KPR terendah, dan panduan mengenai pembiayaan pemilikan rumah, baik skema syariah dan konvensional. Itu semua bisa didapatkan informasinya lewat mesin pencari Google. Cukup ketik kata kunci yang relevan ditambah ‘Rumah.com’.

Menurut Country Manager Rumah.com, Marine Novita, pengembang masih akan terus melakukan berbagai penyesuaian, baik target penjualan maupun penyediaan suplai. Ia memperkirakan situasi akan semakin stabil di kuartal IV 2020.

"Kondisi pasar masih akan tetap menjadi buyer’s market. Namun kali ini penyedia suplai akan mempertahankan atau bahkan berani melakukan penaikan harga. Pada akhirnya, kebijakan pemerintah untuk dapat terus menjaga stabilitas ekonomi akan menjadi faktor penting dalam menjaga optimisme pasar properti nasional," kata dia, Kamis, 27 Agustus 2020.

Sebagaimana diketahui, perusahaan rintisan teknologi bidang properti, atau biasa disebut startup proptech, tampaknya mencoba mengakomodasi kebutuhan akan hunian atau tempat tinggal kendati pandemi Virus Corona COVID-19 masih melanda Indonesia.

Secara umum, startup proptech didefinisikan sebagai penggunaan teknologi informasi untuk membantu pengguna melakukan pencarian, pembelian, penjualan, dan pengelolaan real estat.

Saat ini bentuknya beragam. Mulai dari situs listing properti, platform virtual reality untuk meningkatkan pengalaman pengguna, sistem penyewaan, hingga pendanaan properti. Salah satunya Rumah.com.

Marine melanjutkan, selama tiga tahun terakhir, para responden survei Rumah.com Consumer Sentiment Study mulai secara spesifik menyatakan produk pembiayaan KPR yang diminatinya khususnya KPR Syariah.

Kondisi ini didorong oleh kebutuhan konsumen akan kepastian besaran cicilan bulanan (fixed rate) sehingga menjadi alasan utama mengapa memilih KPR Syariah.

Alasan lain tentunya karena ada fenomena sentimen keagamaan atau 'hijrah' yang cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Selain itu, KPR Syariah berlaku dengan besaran cicilan bulanan yang tetap karena akad kredit didasarkan atas harga rumah di masa depan. Dalam konsep syariah, harga dan cicilan sudah ditentukan sejak awal perjanjian sehingga besaran cicilan bersifat tetap sampai lunas.

"Ini berbeda dengan KPR Konvensional dimana penetapan bunga bersifat mengambang (floating) tergantung kondisi pasar sehingga nasabah KPR Syariah tidak dipusingkan jika ada kenaikan bunga perbankan," ungkap Marine.

Ia menyebut tren positif KPR Syariah juga tercermin dari hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020, di mana terjadi kenaikan preferensi konsumen untuk memilih KPR Syariah menjadi 35 persen responden pada semester II 2020, dari sebelumnya 29 persen responden pada semester I 2020 naik.

Sebaliknya, peminat KPR Konvensional mengalami penurunan dari 37 persen responden pada semester I 2020 turun menjadi 29 persen responden pada semester II 2020.