Kisah Kitab Riyadhus Shalihin, Bacaannya Orang-orang Shalih

Imam Nawawi
Sumber :
  • sinarislamplus.com'

VIVA Edukasi – Kitab Riyadhus Shalihin adalah salah satu kitab yang dapat dikatakan menjadi salah satu kitab yang dibaca untuk mengenal lebih dalam sunnah-sunnah Rasulullah SAW. Untuk umat Muslim di seluruh dunia, sunnah Rasulullah menjadi pusat perhatian para ulama di setiap masa dan tempat sehingga sempurna penjagaannya, taqyiid dan penulisannya dalam kitab musnad, shihah, sunan dan mu’jam-mu’jam. 

Di antara para ulama yang memberikan perannya dalam menjaga dan menulis Sunnah adalah Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawy ad-Dimasyqy atau Imam Nawawi (631-676 H) yang termasuk dalam jajaran ulama besar di abad ke-7 hijriah. Dia lahir pada 631 H atau 1234 M di Nawa sebelum pindah ke Damaskus pada usia 19 tahun. Di kota inilah, Imam Nawawi menyelesaikan pendidikan dan mengajarkannya pada murid-muridnya yang lain. 

Beliau memiliki hasil karya yang banyak lagi bermanfaat dalam pembahasan yang beraneka ragam. Karya-karya beliau telah mendapatkan pujian dan sanjungan serta perhatian yang besar dari para ulama sehingga mereka mempelajari, mengambil faedah dan menukil dari karya-karya beliau tersebut.

Imam Nawawi

Photo :
  • sinarislamplus.com

Di antara karya-karya beliau yang paling bermanfaat, terkenal dan tersebar di semua kalangan adalah kitab “Riyadhus Shalihin”. Sepanjang sejarahnya, Riyadhus Shalihin memang menjadi salah satu rujukan utama. Ditulis dalam bahasa Arab, kitab ini telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa tentunya termasuk Inggris. 

Terjemahan Riyadhus Shalihin dalam bahasa Inggris ditulis Muhammad Zafrula Khan yang terbit pada 1975. Bagian kata pengantar ditulis profesor bidang studi Arab CE Bosworth dari Univesity of Manchester. 

Riyadhus Shalihin adalah pilihan dari hadist-hadist shahih, yang ditambah satu atau dua dari kitab hadist lain misal Muwatta dari Imam Malik. Bagian paling besar dalam kitab adalah pilihan hadist shahih dari Bukhari dan Mulim," tulis Zafrula. 

Pengaturan Riyadhus Salihin ini mempertegas anggapan ilustrasi seperti rangkuman ayat al-Qur'an. Zafrula menulis, pihaknya bertindak hati-hati supaya jangan ada lagi pembahasan berulang yang berisiko membingungkan pembaca. Riyadhus Shalihin memiliki arti The Meadows of the Righteous atau Tamannya Orang-orang Shalih.

Selain itu, juga telah diterjemahkan oleh beberapa ulama lainnya. Selain Muhammad Zafrula Khan, yang mensyarah adalah Syaikh [Muhammad ibn Allan Assiddiqi] dengan buku dia yang berjudul Dalilul Falihin Syarh Riyadhus Shalihin. Buku ini juga sudah diterjemahkan, begitu pula kitab syarh yang lain dengan sanad yang jelas dan dijadikan rujukan Ulama' Jumhur yang Sholeh dan jelas keilmuannya. 

Kebanyakan hadist yang ditulis hikmah memang berasal dari Bukhari dan Muslim. Keduanya lantas disebut sebagai hadist riwayat Bukhari dan Muslim. Riyadhus Shalihin menyertakan ayat Al-Qur'an yang sejalan dengan pembahasan. 

Kitab Riyadhus Shalihin

Photo :
  • risahalahislam.com

Ayat Al-Quran dapat dilihat para muslim di akhir bab pembahasan. Sebagaimana disampaikan penulisnya, Imam an-Nawawy, dalam mukadimah kitab ini, Riyadhus Shalihin dimaksudkan untuk mengumpulkan hadis-hadis yang sahih, yang dapat menjadi perintis jalan menuju akhirat; tuntunan adab lahir dan batin; menghimpun anjuran dan ancaman, latihan jiwa, didikan akhlak, obat hati, pemeliharaan badan dan lain-lain.

Pada kitab ini hadis-hadis dikelompokkan ke dalam bab-bab berdasarkan tema utama, misalnya akhlak (ikhlas, sabar, takwa, tawakal, hubungan sosial, dst.); adab sopan santun (malu, menjaga rahasia, menepati janji, menghormati tamu, tata tertib makan, adab berpakaian, mengucapkan salam); adab terkait orang sakit dan orang yang meninggal; keutamaan membaca Al-Qur'an; keutamaan-keutamaan terkait berbagai macam salat dan puasa; jihad; dzikir dan doa; serta larangan-larangan terkait ibadah, muamalah, dan kebiasaan-kebiasaan hidup yang tertentu

Kitab ini, diakui sangat besar manfaatnya bagi kaum Muslimin, khususnya bagi mereka yang istiqamah  berupaya mencapai kesempurnaan 'ubudiyyah (penghambaan diri kepada Allah). Membaca kitab yang ditulis oleh ulama besar di bidang hadis dan fiqih ini, kaum Muslimin dapat mengambil manfaat melalui risalah tentang berbagai persoalan mendasar yang tercakup di dalam hadis-hadis tentang zuhud, olah jiwa, pembentukan akhlak, penyucian dan penyembuhan hati, pemeliharaan anggota tubuh, dan berbagai upaya pemberantasan penyelewengan, serta tujuan-tujuan mulia lainnya. 

berdoa

Photo :
  • pixabay

Lebih jauh lagi, kitab ini memaparkan hadis-hadis fadhilah (keutamaan) waktu dan amal perbuatan, etika secara lahir dan batin, mencakup hukum halal dan haram, pemaduan kabar gembira dan ancaman, serta adab para saalikiin, yaitu orang-orang yang senantiasa menuju keredhaan Allah SWT.

Selain Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi juga sempat menulis di Commentary untuk Sahih of Muslim dan Sahih of Bukhari. Imam Nawawi meninggal pada 676 H atau 1278 M dalam usia 46 tahun. Seluruh komunitas muslim di Damaskus bersedih saat menerima kabar Imam Nawawi meninggal di desa kelahirannya.