Tangis, Kejutan, dan Strategi Baru Menuju Piala Dunia 2018

Penyerang Timnas Brasil, Neymar (kanan) dalam laga uji coba kontra Inggris
Sumber :
  • Reuters/John Sibley

VIVA – Sekitar tujuh bulan lagi ajang paling prestisius sepakbola dunia, Piala Dunia 2018, akan digelar di Rusia. Ratusan negara saling sikut demi bisa asah kemampuan di ajang ini. Sejarah tercipta, didalamnya ada banyak kisah yang terjadi. Dari mulai suka duka gegap gempita, ada pula kisah duka dan kecewa.

Mungkin langsung saja masuk kepada perjalanan tim-tim menuju Rusia. Kisah sukses masih menaungi para raksasa Eropa dan Amerika Latin. 

Namun, Italia yang juga  berstatus sebagai raksasa justru sial. Armada Gli Azzurri harus rela mengubur mimpinya meneruskan rekor masuk putaran final Piala Dunia, setelah dihentikan Swedia di babak playoff.

Ada juga kisah manis Australia yang memastikan satu tiket ke Piala Dunia 2018, dan ada pula cerita persiapan dari para raksasa. Cerita indah juga dibuat Tim Dinamit, Denmark. Christian Eriksen cs juga jadi wakil Eropa Utara yang menginjakkan kakinya di Rusia.

Salah satunya Timnas Inggris, yang merasa segar dengan ide permainan. Lantaran, Gareth Southgate yang berstatus nahkoda The Three Lions, punya strategi baru. Padahal, dengan ide baru itu Inggris belum memetik sekalipun kemenangan.

Tangis Veteran Mengundang Empati dan Eksistensi Negeri Kangguru

Beda nasib. Mungkin ini yang dirasakan Italia dan Australia. Keduanya memang pernah saling jegal di babak 16 besar Piala Dunia 2006 Jerman. Saat itu, Italia berhasil mendepak Australia dari Jerman, usai menang lewat gol tunggal Francesco Totti.

Sayang, keduanya dipastikan tidak akan jumpa lagi di Piala Dunia 2018. Mengapa? Italia jelas tak lolos. Tapi Australia, akhirnya ikut bergabung di negara-negara sukses menembus Piala Dunia 2018.