Dobrak Stigma Pada Difabel Lewat Jualan Kopi

Sumber :
  • abc

Seorang ibu di Huonville, sebuah kota kecil di Tasmania (Australia) membuka café berjalan bersama puterinya yang seorang penyandang disabilitas untuk menghapus stigma.

Kafe berjalan yang menggunakan sebuah mobil van dan diberi nama Café Que Sera Sera dikelola oleh Sonya Lovell dan putrinya Bronwyn Shelverton.

Sudah tiga bulan sejak tim beranggotakan ibu dan anak itu meluncurkan bisnis kedai kopi bergerak sebagai cara untuk menyediakan pekerjaan yang stabil bagi Bron, yang memiliki sindrom Down atau keterbelakangan mental.

"Sayangnya karena dia difabel, lantaran kondisinya ketika menjalani pekerjaan tradisional dia akan didikte untuk dibayar dengan upah minimum tertentu, yang saya tidak lihat sebagai adil," kata Lovell pada jam 7.30.

"Saya pikir ada cara yang lebih baik untuknya dalam bekerja. Mudah-mudahan, dalam lima atau 10 tahun yang akan datang ini akan menjadi masa depan Bron.

"Dia akan dapat melakukan perjalanan ke New York seperti yang dia inginkan dan menabung untuk berbagai hal - seperti menonton band-band yang ingin dia temui dan lihat."

"Itu yang ingin kamu lihat - seseorang yang bahagia" Sonya Lovell dan puterinya Bronwyn Shelverton.

ABC News

Mobil Van ini memiliki jadwal yang ketat, bersaing di sekitar bisnis lokal dan meracik kopi diberbagai lokasi.

"Hari-hari saya benar-benar sangat menyenangkan, saya selalu sibuk," kata Bron.

"Pekerjaanku menerima pesanan dan orang-orang menyapa, [menjawab] pertanyaan, dan Ibu memang membuat kopi dan hal-hal semacam itu.

"Ibu membuatku bahagia. [Aku] menikmati diriku bekerja di van bersamanya. Ya, dia membuat hariku."

Sentimen itu tampaknya berjalan dua arah.

"Kami bergaul dengan sangat baik, kami bekerja sama dengan sangat baik, yang luar biasa," kata Lovell.

"Tawa bahagia yang dia buat sepanjang hari! Dia membuat hidup saya bersemangat.

"Sekali lagi, usaha ini didirikan untuk melihat dia menikmati hidup dan berada di sana dan melakukan sesuatu."

Dan Café Que Sera Sera jelas sudah sangat dicintai oleh pelanggannya.

"Sejak banyak pelanggan berdatangan, saya melihat perbedaan pada diri Bron, dia tidak pendiam lagi tapi dia lebih terbuka, dia keluar dari mobil dan dia akan langsung bertugas dan mengatakan selamat pagi," kata seorang pelanggan, Sue Eaves.

"Kamu selalu melihat senyum indah di wajahnya, jadi itu yang kamu suka untuk memandangnya - seseorang yang bahagia."

"Meruntuhkan stereotip" Menurut Biro Statistik Australia hanya sekitar separuh orang Australia penyandang disabilitas yang dipekerjakan.

ABC

Hanya sekitar separuh orang Australia penyandang disabilitas yang dipekerjakan, menurut Biro Statistik Australia, dan mereka dapat menghadapi rintangan tambahan dalam berusaha mencari pekerjaan.

Bron memang memiliki pekerjaan lain di sebuah kafe lokal dan bar Willie Smith Apple Shed, yang ia sukai, tetapi ia harus berhenti bekerja baru-baru ini karena petugas pendukungnya pergi.

"Saya harus menunggu pekerja pendukung, itu menyebalkan, tapi saya berharap bisa kembali ke sana," kata Bron.

Sonya Lovell mengatakan mereka mencoba mencari pekerja pendukung lain sehingga puterinya dapat bekerja di sana seraya tetap bekerja di kedai kopi bergeraknya "karena Bron rindu bekerja di café dan mereka juga merindukannya".

Sonya Lovell mengatakan ketika bekerja di kedai kopi mobil van-nya, Bron tidak bergantung pada pekerja pendukung.

"Dia butuh dukungan di beberapa area kerja," katanya.

"Dengan saya menemaninya di van, saya bertindak sebagai pekerja pendukungnya, tetapi beberapa hari dia bertindak sebagai pekerja pendukung saya juga."

Dia berharap Bron dan kedai van-nya dapat mengubah sikap terhadap penyandang cacat.

"Ini benar-benar mendobrak stereotip, untuk tidak melihat seseorang apakah mereka memiliki Down Syndrom atau disabilitas lainnya dan juga stigna mereka tidak akan mampu melakukan pekerjaan itu." Mereka bisa, " tegas Sonya Lovell.

"Ya, kadang mereka butuh bantuan, tapi Bron telah membuktikan dimana ada kemauan di situ ada jalan."

Tidak sekedar jual kopi

Kedai kopi bergerak Que Sera Sera tidak hanya menjual kopi kepada pelanggannya - itu juga memiliki skema untuk memberikan kembali kepada masyarakat, yang disebut "Pour it Forward ".

Orang dapat membeli kopi secara online atau secara langsung untuk diberikan kepada orang lain di masyarakat, seperti perawat, pekerja layanan darurat atau seorang tunawisma.

Setelah berjuang untuk memodali bisnis kecil mereka, Sonya dan Bron berencana untuk memberikan keuntungan dari penjualan kopi itu sebagai dana untuk membantu orang lain yang kurang beruntung dalam mencoba memulai bisnis atau mulai bekerja.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.