Berkat Karnaval, Pemuda Kota Malang Raup Rp20 Juta Lewat Kostum

Peserta Malang Flower Carnival 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lucky Aditya

VIVA – Mengekor kesuksesan Jember Fashion Carnival, Solo Batik Carnival, dan karnaval besar lainnya di beberapa daerah lain di Indonesia, Kota Malang menghadirkan Malang Flower Carnival (MFC) sebagai bagian dari daya tarik wisata.

Karnaval yang sudah memasuki tahun kedelapan ini bahkan sudah masuk ke dalam 100 Calender of Events 2018 Kementerian Pariwisata RI. Hal ini menjadi bukti bahwa gelaran karnaval yang mengangkat citra Kota Malang sebagai Kota Bunga ini sudah menjadi bagian penting dari pariwisata Indonesia.

Ketua Pelaksana dan Penggagas MFC Agus Sunandar mengatakan, MFC bahkan sudah berhasil menyabet prestasi dengan memenangkan kejuaraan di Moskow, Rusia, Malaysia, dan China.

Tak hanya menjadi andalan untuk menarik wisatawan ke kota Malang, MFC kini juga menjadi salah satu pendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat kota yang terkenal dengan apelnya ini.

"Di Malang berkembang sekali komunitas karnaval, bahkan sudah menjadi sumber mata pencaharian," ujar Agus saat ditemui VIVA di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata RI, Jakarta belum lama ini.

Berbekal keterampilan dan kreativitas, komunitas-komunitas ini menciptakan kostum-kostum karnaval glamor yang kemudian disewakan atau dijual. Menurut Agus, karnaval kini sudah menjadi bagian dari berbagai perayaan di Malang seperti pernikahan hingga selamatan sudah menggunakan karnaval sebagai bagian dari hiburan.

"Banyak anak-anak komunitas MFC yang bisa membuatkan kostum, kalau tidak membuat kostum mereka jadi talent atau performer yang mengenakan kostum. Semuanya mendatangkan hasil," lanjut Agus.

Keuntungan yang didapat para komunitas ini pun tidak sedikit. Sekali menyewakan kostum, mereka bisa meraup Rp500 ribu. Jika dijual, kostum bisa dihargai Rp7,5 juta hingga Rp12 juta. Sementara, bagi talent, mereka bisa dibayar Rp250 ribu untuk menjadi performer.

"Ada yang sehari bisa mendapatkan Rp20 juta dengan menyewakan," imbuh Agus.

Agus menuturkan, komunitas karnaval di Malang kini beranggotakan 150 orang. Tidak hanya dari pelajar dan mahasiswa, anggota komunitas ini juga datang dari ibu-ibu rumah tangga, security, bahkan petugas kebersihan.

"MFC membuat modul yang memang mudah dibuat oleh siapa pun. Ini sudah dipatenkan. Kalau kota menggelar workshop juga siapa pun bisa ikut dan langsung bisa dalam sehari," kata Agus.