Asal Muasal Warna Merah Amplop Angpau di Tahun Baru Imlek

Pemasok pernak-pernik Imlek Aling memperlihatkan Angpau Emas yang dijualnya di Pontianak, Kalbar, Selasa, 29 Januari 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

VIVA – Tahun Baru China atau Imlek tahun ini jatuh pada hari Sabtu, 25 Januari 2020. Pada perayaan ini, setiap orang yang merayakanan datang mengunjungi wihara untuk berdoa memohon kebaikan dirinya dan keluarganya di tahun yang baru.

Di balik perayaannya, menyimpan perjalanan sejarah yang menjadikannya sebagai hari spesial bagi warga Tiongkok. Menurut History.com, perayaan Imlek berdasarkan pada kalender lunar Tiongkok yang dimulai sejak abad ke-14 SM selama Dinasti Shang. Tidak seperti kalender Barat, kalender China ini akan disetel ulang setiap kali dipimpin oleh seorang kaisar. Karena sering diatur sesuai dengan fase bulan dan soltis matahari, dimulainya Tahun Baru China bervariasi setiap tahunnya.

Rata-rata, Tahun Baru China dimulai dengan kedatangan bulan baru yang terjadi antara akhir Januari dan akhir Februari. Dan perayaan ini berlangsung sampai Festival Lentera, yaitu saat bulan purnama di tempat. Ini bisa memakan waktu sekitar 15 hari, yang memberi semua orang banyak waktu untuk perayaan.

Yang juga menarik pada perayaan ini adalah penggunaan amplop merah yang berisi uang untuk dibagikan selama perayaan Tahun Baru Imlek. Soal asal usul tradisi ini pun beragam. Menurut University of California, Irvine, satu sumber yang populer adalah legenda seorang anak yatim piatu, saat Dinasti Sung. Ia pun pernah memenangkan pertempuran melawan iblis besar yang meneror desa Chain-Chieu.

Sebagai hadiah, para tetua desa memberi anak itu sebuah amplop merah yang berisi uang penuh. Apa pun alasannya, amplop merah merupakan bagian integral dari Tahun Baru China hingga hari ini.

Selain itu, yang juga menjadi tradisi saat perayaan tahun baru Imlek ini adalah keberadaan petasan. Seorang penulis ShaoLan Hsueh membagikan cerita di balik legenda ini di Ted.com. Berdasarkan cerita dia, saat itu ada seorang peri yang menyamar sebagai seorang lelaki tua, menyelamatkan sebuah kota dari monster mengerikan dengan melemparkan batang bambu ke api unggun. Ledakan yang dihasilkan oleh bambu menakuti monster itu. Dari situlah petasan dinyalakan saat tahun baru Imlek untuk menangkal roh jahat di masa lalu.

Saat perayaan tahun baru ini juga lekat kaitannya dengan berbagai jenis makanan. Dua di antaranya adalah pangsit dan Nian Gao (kue keranjang). Tradisi ini dimulai di China utara. Berbentuk seperti bulan sabit atau bola, pangsit dianggap menyerupai uang Tiongkok kuno dan membawa nasib baik ke rumah seseorang. 

Sementara itu, orang-orang yang memakan Nian Gao sepanjang tahun, itu dikenal sebagai Kue Tahun Baru China. Menurut Northwest Asian Weekly, seorang sarjana China abad ke-17 bernama Liu Tong menunjukkan bahwa Nian Gao adalah “homonim untuk 'menjadi tinggi dengan harapan tinggi setiap tahun’.