Harga Mahal dan Langka, Ini Ide Masak Tanpa Banyak Minyak

Dipanggang
Sumber :
  • .eatthis.com

VIVA – Minyak goreng masih menjadi polemik yang tak berkesudahan di masyarakat lantaran harganya yang melonjak dan terbilang cukup langka. Tapi moms, untuk mengolah makanan nikmat sebenarnya tak melulu harus menggoreng dengan minyak banyak yang sampai penuh di wajan.

Hal itu disampaikan oleh dokter spesialis gizi klinik, Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK, kepada VIVA beberapa waktu lalu. Inge menjelaskan bahwa mengganti minyak kelapa sawit dengan jenis lainnya, bukan jawaban tepat. Alih-alih minyak kelapa sawit yang kini melonjak harganya, menjadi pengingat agar para moms bisa berkreasi meski dengan memakai sedikit minyak untuk memasak.

"Minyak lain enggak kalah mahal. Bahkan berlipat-lipat dibanding kelapa sawit yangs udah mahal. Memang itu (kelapa sawit) yang harus dikurangin. Tadi masih mungkin untuk mengolah makanan (walau pakai minyak sedikit)," ujarnya.

Inge menegaskan pentingnya para moms agar tak melulu berpatokan pada cara mengolah deep fried atau dengan minyak banyak atau menggoreng dalam. Selain tak sehat, pemakaian minyak pun menjadi boros. Lalu, apa ide memasak dengan sedikit minyak? 

"Goreng dalam itu kan deep fried. Bisa ganti dengan bacem, enggak usah pakai minyak atau cuma semprot dikit biar engga nempel (di wajan)," tuturnya.

Sejatinya, kata Inge, sumber pangan sendiri sudah memiliki lemak di dalamnya, baik itu protein hewani atau nabati. Seperti pada ayam atau tempe, sudah terdapat sumber lemak yang merupakan minyak alami untuk memberi rasa gurih tersendiri sehingga cukup dikukus tanpa memakai minyak berlebih.

Merebus makanan

Photo :
  • eatthis.com

"Makan ayam gurih karena sudah ada lemak selain protein, seperti kulit ayam itu lemak. Daging sapi ada tenderloin yang sedikit lemak atau kalau mau banyak lemak ada sirloin. Sebenarnya untuk menggoreng, enggak tergantikan (minyak kelapa sawit), tapi kalau enggak harus digoreng banyak alternatif," kata dia.

Inge juga mengingatkan bahwa konsumsi minyak total dalam sehari sebenarnya hanya boleh 30 persen per kebutuhan kalori tiap orang. Sementara untuk minyak jenuh, harus kurang dari 7 persen di dalamnya.

"Misal 2000 kalori. 6 persen kali 2000 sama dengan 120 lalu dibagi 9 sama dengan 13 gram. Kira-kira 1 sdm itu 10 gram, jadi ya sehari 1,5 sdm. Sedikit sebenarnya kebutuhannya. Kalau digoreng kebanyakan lemaknya," ujarnya.