Cari Jodoh, Badak Jantan Langka Dibuatkan Akun Tinder

Badak Putih
Sumber :
  • Reuters/ Thomas Mukoya

VIVA.co.id – Jika sebelumnya aplikasi pencari jodoh Tinder hanya digunakan oleh laki-laki dan perempuan, pengguna yang satu ini sangat berbeda dengan yang lain. Ia adalah Sudan, Badak Putih Utara terakhir berjenis kelamin laki-laki dan sangat membutuhkan pasangan.

Dalam profilnya di Tinder, tertulis, "Saya tidak bermaksud berpikir terlalu jauh, tapi nasib spesies saya benar-benar tergantung pada saya."

Dia melanjutkan, "Saya terbiasa di bawah tekanan. Saya suka makan rumput dan bermain di lumpur. Tidak ada masalah. Tinggi 6 kaki dan (berat) 5.000 pon jika itu penting. "

Pelestari satwa berharap bahwa profil Tinder dari badak Sudan ini akan membantu mereka mengumpulkan cukup banyak uang untuk pengobatan kesuburan senilai USD$ 9 juta (Rp117 Miliar) karena semua upaya untuk membuatnya sembuh secara alami telah gagal.

Para ilmuwan akan menggunakan sperma Sudan untuk membuahi sel telur dari salah satu dari dua badak putih utara betina terakhir-- Najin berusia 17 tahun atau 27 tahun. Embrio akan ditanamkan di badak putih selatan pengganti, spesies yang jauh lebih umum.

"Kami mencoba segalanya untuk membuat mereka kawin secara alami," kata Elodie Sampere, manajer pemasaran di pemeliharaan Ol Pejeta Kenya, di mana ketiga badak putih tersebut didampingi oleh penjaga bersenjata 24 jam.

"Saat pertama kali mencoba mengawinkan dengan betina itu, penjaga hutan membimbingnya ... tapi badak itu kesulitan," katanya.

"Kami memindahkan mereka dari lingkungan kebun binatang, yang tidak kondusif bagi naluri alami, dan menempatkan mereka di lingkungan yang semi-liar. Ada beberapa perkawinan, tapi tidak pernah menghasilkan kehamilan. "

Para pemburu menjual tanduk badak putih utara seharga US$ 50.000 (Rp.650 juta) per kilogram, membuat mereka lebih berharga daripada emas atau kokain, dan pengawalnya takut bahwa Sudan, dapat meninggal atau dibunuh sebelum mereka dapat mengumpulkan cukup uang.

"Selalu ada ketakutan itu. Dia sudah tua, dia mungkin akan segera mati,"kata ahli badak Richard Vigne, CEO Ol Pejeta. "Selama permintaan tanduk badak di Far East tetap ada, selalu akan ada ancaman yang selalu ada."

Beberapa jam setelah dia online, jumlah pengunjungnya sangat  tinggi sehingga situs Ol Pejeta: www.olpejetaconservancy.org/ sempat tidak bisa diakses.