Jangan Suka Komentari Hidup Orang, Ini Dampaknya

VIVA – Mengomentari berat badan dan kebiasaan hidup sehat, seringkali menjadi sebuah hal yang wajar untuk membuka pembicaraan. Beberapa beranggapan, dengan mengomentari, atau mempermalukan seorang tentang gaya hidup buruknya, bisa mengubahnya menjadi lebih baik.

Namun, kenyataannya tidak demikian. Studi menunjukkan bahwa mengalami rasa malu dalam dunia medis bisa membahayakan. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh University of California, San Diego (UCSD), Amerika Serikat, sekitar 50 persen pasien mengalami satu, atau lebih pertemuan dengan seorang dokter yang membuat mereka malu.

Rasa malu ini sangat tidak menyenangkan, sampai-sampai orang akan berusaha menghindarinya, bahkan jika itu berdampak hal buruk bagi mereka. Misalnya sakitnya akan tambah parah, saat tidak menemui dokter mereka. Demikian dilansir dari laman The Independent, Selasa 2 Januari 2018.

Orang lain akan berbohong tentang keadaan kesehatan mental atau fisik mereka, atau berbohong tentang gaya hidup mereka, hanya karena tak ingin malu. Rasa malu, bahkan bisa membuat mereka menyembunyikan diagnosis dari keluarga, atau teman.

Dalam studi UCSD, tidak semua pasien yang merasa malu menganggap itu sebagai hal buruk, tetapi bagi mereka yang menganggap ini adalah sesuatu yang penting, kemungkinan akan berbohong kepada dokter mereka dalam kunjungan berikutnya.

Tentu saja, hal ini akan merugikan pasien dan dapat menyebabkan penanganan dokter yang tidak efektif atau membuat resep yang tidak tepat.

Meskipun rasa malu kronis biasanya ada di alam bawah sadar, namun hal ini bisa berdampak langsung pada kesejahteraan seseorang, bahkan ketika mereka memiliki gaya hidup sehat. Rasa malu kronis dikaitkan dengan berbagai kondisi, seperti penambahan berat badan, kecanduan, depresi, penurunan fungsi kekebalan tubuh dan penyakit jantung.

Mempermalukan orang disebut mampu membuat mereka berisiko menderita beberapa kondisi kesehatan, dibandingkan memotivasi mereka untuk berubah. (asp)