Makan Kurang Serat Bisa Picu Kanker Usus

Ilustrasi kanker usus besar.
Sumber :
  • http://beritatrendz.blogspot.com

VIVA – Mungkin Anda sering mendengar tentang ganasnya kanker kolon atau kanker usus. Tanpa gejala serius, kanker yang banyak dialami oleh lansia ini tiba-tiba saja mencapai tingkat serius.

Kanker yang menyerang usus besar ini menyerang sistem pencernaan terakhir pada manusia, juga cenderung lebih berpotensi menyebabkan kematian jika tidak ditangani serius.

Spesialis penyakit dalam dan konsultan pencernaan, Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, mengatakan bahwa kanker kolon memiliki gejala yang berbeda-beda pada setiap orang.

"Pasien bisa datang dengan berbagai keluhan. Mencret, diare kronis (lebih dari 2 minggu), nyeri perut, hingga feses berdarah," ujarnya dalam tayangan AYO HIDUP SEHAT di tvOne, Senin, 2 April 2018.

Faktor lain yang bisa dijadikan indikasi adalah turunnya berat badan secara drastis hingga lemas. Banyak yang salah menduga feses berdarah dikaitkan dengan ambeien, padahal itu adalah dua hal yang berbeda. 

"Feses berdarah memang bukan selalu akibat kanker usus. Tergantung lokasinya. Kanker usus ada yang tumbuh hanya 5 cm dari dubur," ujar Ari.

Faktor risiko pun tak hanya tergantung pada usia lanjut, Ari menyebut pasien usia muda dengan gaya hidup yang tak sehat juga memiliki potensi lebih tinggi. 

"Misalnya ada riwayat keluarga, lalu gaya hidup yang gemar konsumsi lemak tinggi, kegemukan, rokok, alkohol dan lain-lain, justru memperkuat faktor risiko. Diawali peradangan kronis, ujung-ujungnya sebabkan kanker usus," katanya.

Selain itu, Ari juga mengatakan bahwa kurang serat juga bisa memicu radang usus.

"Penelitian di Afrika bahwa konsumsi lemak tinggi tanpa serat itu memicu kanker kolon. Penelitian ini sudah menjadi acuan," jelasnya. (ase)