Seberapa Mematikan Cacar Monyet?

Ilustrasi cacar
Sumber :
  • Pexels/pixabay

VIVA – Beberapa waktu lalu diinformasikan melalui Public Health England (PHE) bahwa seorang pria di Inggris telah didiagnosis mengalami Monkeypox atau Cacar Monyet. Diagnosis tersebut ternyata menjadi kasus pertama di Inggris yang notabenenya bukan negara tropis, sehingga hal itu cukup menjadi sorotan.

Dilansir dailymail, Earl Brown seorang profesor virologi di Brown University mengatakan bahwa pasien pria yang tak disebutkan namanya itu diyakini mendapat virus monkeypox dari negara asalnya, Nigeria.

Monkeypox mirip cacar air. Virus ini menyebar melalui air liur, urine, dan juga feses. PHE menjelaskan, infeksi ini akan menyebar ketika seseorang bersentuhan dengan mereka yang terinfeksi.

Dikutip dari Medicinenet, pada beberapa hari pertama pasca penularan, gejalanya akan nampak tak spesifik seperti demam, mual, dan lelah berlebihan. Setelah melewati 7 hari pertama, lesi atau luka berlubang dan bernanah akan mulai berkembang di seluruh tubuh, dari wajah hingga kaki.

Biasanya, cacar monyet ini berlangsung selama 14 hingga 21 hari. Tak hanya itu, kelenjar getah bening juga akan membesar seiring dengan perkembangan luka-luka berlubang tersebut.

Beberapa luka berlubang itu bisa menjadi nekrosis (sel mati) dan menghancurkan kelenjar sebasea, dan meninggalkan bekas luka yang sulit dihilangkan. Meski begitu, cacar monyet memang tidak mematikan seperti cacar air.

Untuk penanganannya, CDC merekomendasikan pemberian vaksin dalam jangka dua minggu saat paparan cacar monyet masih berlangsung. Obat oral antivirus serta vaksin immuno globulin turut disarankan untuk makin meningkatkan sistem daya tahan tubuh.