Cara Membedakan Kesemutan Biasa dan Gejala Penyakit Berbahaya

ilustrasi kesemutan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Kesemutan atau rasa kebas dan mati rasa pada suatu bagian tubuh adalah suatu yang umum terjadi pada banyak orang. Kesemutan umumnya terjadi saat duduk terlalu lama sehingga menimbulkan mati rasa pada bagian kaki tertentu.

Meski bagi sebagian orang kesemutan ialah suatu hal yang normal, tapi bagi sebagian orang lainnya hal ini bisa menjadi salah satu tanda penyakit serius. Kesemutan, menurut Medical & Technical Affairs Manager Consumer Health, P&G Consumer Health Indonesia, Dr. Yoska Yasahardja, bisa menjadi tanda seorang mengalami neuropati.  

“Neuropati adalah kondisi gangguan dan kerusakan saraf yang ditandai dengan gejala kebas dan kesemutan. Penyebabnya antara lain adalah trauma pada saraf karena aktivitas dan gaya hidup kurang baik, efek samping dari suatu penyakit sistemik, penuaan, dan pada umumnya juga disertai dengan kekurangan vitamin B1, B6, dan B12," kata Yoska dalam siaran persnya. 

Banyak orang tentu bingung membedakan gejala kesemutan biasa dan kesemutan yang memiliki kaitan dengan neuropati. Lantas apa beda gejalanya?

"Kalau misal contoh jongkok lama terus kesemutan tapi lama lama hilang, nah tapi ini kesemutan yang lama lama tambah kesemutan, yang menunjukkan kita mau jongkok mau berdiri tetap kesemutan dan sulit diperbaiki. Itu tandanya dia yang salah dari syarafnya itu sendiri, ada kesalahan, ada kerusakan dan tetap ada, dan kalau ini tetap dibiarkan ini lama-lama akan makin rusak," kata Yoska. 

Oleh karena itu, menurut Spesialis Kedokteran Olahraga dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO),  dr. Ade Tobing, SpKO,  penting untuk mengedukasi masyarakat mengenai pencegahan neuropati dengan latihan fisik senam Neuromove dan konsumsi vitamin neurotropik bila diperlukan.  

"Senam Neuromove ini dapat menjadi alternatif pencegahan neuropati yang mudah dilakukan kapan saja di mana saja,” kata Ade.