Jangan Samakan Perlakuan Penderita Kanker Anak dan Dewasa

Presiden Jokowi menerima anak-anak penderita kanker di Istana Bogor
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Fajar Ginanjar Mukti

VIVA – Seseorang yang sudah didiagnosa menderita kanker, harus menjalani gaya hidup sehat. Mulai dari tidak boleh terlalu capek, banyak istirahat hingga harus selalu berpikir positif. Pun, dalam urusan mengonsumsi makanan. 

Penyintas kanker harus mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, untuk membantu proses pemyembuhan. Selain itu, penderitanya sebisa mungkin menghindari makanan olahan dan beralih ke makanan yang lebih alami. Apalagi, jika kanker diderita oleh anak yang masih membutuhkan nutrisi lengkap untuk tumbuh dan kembangnya. 

Ditemui dalam acara penyerahan buku Petualangan Meracik Kapsul Ajaib oleh Cookpad, dalam rangka memperingati hari kanker anak sedunia, spesialis gizi klinik, dr Marya Warascesaria Haryono Sp GK mengatakan, nutrisi penderita kanker anak dan dewasa itu berbeda. 

"Anak-anak butuh tumbuh dan kembang, pertumbuhan badannya. Kembang itu semua, termasuk kecerdasan, pertumbuhan organ-organ tubuhnya harus lebih baik untuk menjadi orang dewasa yang sehat. Kita butuh ekstra perhatian untuk anak-anak yang sakit kanker ini," ujarnya di Jakarta, Jumat 28 Februari 2020. 

Apalagi, masalah umum yang dihadapi penderita kanker berusia belia adalah mereka kehilangan nafsu makan, karena mual dan muntah. Selain itu, pengobatan kemoterapi yang mereka jalani juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan problem yang lebih kompleks. 

"Anak-anak sangat dipengaruhi dengan apa yang mereka lihat. Kalau yang dilihat tidak menarik, berarti tambah lagi enggak mau makan. Jadi, harus ada usaha khusus. Ini sebenarnya jadi terapi, namanya terapi nutrisi. Tidak mudah memberikan makan ke anak sehat," tuturnya.

Sayangnya, menurut dokter Marya, tidak semua orangtua memiliki pengetahuan yang cukup tentang kebutuhan nutrisi anak-anak mereka yang menderita kanker. Meski orangtua sudah memberikan perhatian lebih pada anak, namun karena kurangnya pengetahuan, nutrisi jadi tidak seimbang. 

"Jadi, kita harus bekali kemampuan yang sama untuk para orangtua, keluarga, bahwa tidak melulu makanan yang sehat itu harus mahal. Jadi, bisa kita dapatkan dari pangan lokal untuk memenuhi kebutuhan nutrisi," jelasnya.