Gaya Hidup Tak Sehat Selama PSBB Picu Pikun, Cegah dengan 5 Langkah

Ilustrasi pikun.
Sumber :
  • www.lensaindonesia.com

VIVA – Saat ini di dunia, lebih dari 50 juta orang mengalami demensia, dan Demensia Alzheimer’s adalah jenis demensia yang terbanyak, sekitar 60-70 persen. Masyarakat sering menyebut kondisi ini sebagai pikun.

Estimasi jumlah penderita Penyakit Alzhemeir’s di Indonesia pada tahun 2013 mencapai satu juta orang. Jumlah itu diperkirakan akan meningkat drastis menjadi dua kali lipat pada tahun 2030, dan menjadi empat juta orang pada tahun 2050. Bukannya menurun, tren penderita Demensia Alzheimer’s di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya.

Meskipun demensia sebagian besar dialami oleh lansia, kondisi ini bukanlah hal yang normal. Demensia Alzheimer’s merupakan penyebab utama ketidakmampuan dan ketergantungan lansia terhadap orang lain. Terlebih, penderitanya saat ini bukan hanya yang berusia tua.

Baca juga: 75 Persen Kematian Pasien COVID-19 adalah Penderita Demensia

"Pergeseran era ini jadi membuat Alzheimer’s bukan hanya penyakit 'tua'. Beberapa faktor risiko Alzheimer’s adalah diabetes dan hipertensi, di mana usia pengidapnya makin muda. Juga gaya hidup makin berubah," ujar Ketua Studi Neurobehavior PERDOSSI, dr. Astuti, Sp.S(K), dalam acara virtual yang diinisiasi Eisai Indonesia, beberapa waktu lalu.

Apalagi, kata Astuti, era pandemi saat ini yang mengharuskan masyarakat beraktivitas di rumah, memicu gaya hidup sedentary atau malas bergerak. Pada akhirnya, membuat penyakit kronis seperti diabetes makin rentan, sehingga memicu percepatan kerusakan organ di tubuh termasuk otak.

"Gaya hidup sekarang, musim pandemi, sedentary yaitu banyak di depan komputer sambil ngemil, olahraga kurang. Mungkin stresor juga nambah karena harus tinggal di rumah," tuturnya.

Maka dari itu, untuk mencegah pikun akibat gaya hidup tak sehat tersebut, perlu perbaikan pola hidup. Berikut triknya menurut paparan dr. Astuti.

Kurangi stres

Bisa dengan mengembangkan hobi, kesenian kegiatan sosial secara virtual, serta pendalaman spiritual.

Nutrisi seimbang

Diet sehat dan pemakaian antioksidan, vitamin C dan E, yang berasal dari sayur mayur. Buah juga sebaiknya rutin dikonsumsi. Asupan protein, karbohidrat, serta lemak juga harus dibatasi sesuai kebutuhan.

Latihan fisik teratur, aerobik yang kuat

Disarankan olahraga minimal 30 menit sekali dengan 3-5 kali per minggu. Target olahraga sendiri maksimal hingga 300 menit per minggu.

Hindari rokok dan alkohol

Rokok dan alkohol terbukti memiliki bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh, termasuk otak. Tak heran, keduanya bisa memicu terjadi Alzheimer’s sejak dini.

Kendalikan risiko

Mengendalikan faktor risiko seperti darah tinggi, kencing manis, kolesterol dengan obat yang rutin. Sehingga meminimalisir timbul komplikasi seperti Alzheimer’s.