IDI Umumkan 282 Petugas Medis Gugur Akibat COVID-19

Tenaga medis kelelahan bekerja saat pandemi COVID-19
Sumber :
  • Facebook/Nurul Nadirah

VIVA – Tim Mitigasi IDI kembali mengumumkan pembaruan data tenaga medis yang wafat akibat virus corona atau COVID-19. Dari Maret hingga November 2020 ini, terdapat total 282 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi COVID-19, yang terdiri dari 159 dokter dan 9 dokter gigi, serta 114 perawat. 

Dari data tersebut, terlihat kematian dokter tertinggi akibat COVID-19, terjadi di bulan Agustus 2020, dengan tingkat kematian mencapai 32 orang. 

Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 84 dokter umum (4 guru besar) dan 73 dokter spesialis (6 guru besar), serta 2 residen yang berasal dari 20 IDI Wilayah (provinsi), dan 71 IDI Cabang (Kota/Kabupaten). 

Berdasarkan data provinsi, Jawa Timur 36 dokter, DKI Jakarta 26 dokter, Sumatra Utara 24 dokter, Jawa Barat 12 dokter, Jawa Tengah 11 dokter, Sulawesi Selatan 7 dokter, Banten 6 dokter, Bali 5 dokter, Kalimantan Timur 5 dokter, DI Aceh 5 dokter, dan Riau 4 dokter. 

Selain itu, masih ada Kalimantan Selatan 4 dokter, Sumatra Selatan 3 dokter, Kepulauan Riau 3 dokter, DI Yogyakarta 2 dokter, Nusa Tenggara Barat 2 dokter, Sulawesi Utara 2 dokter, dan Papua Barat 1 dokter, Sumatra Barat 1 dokter, Bengkulu 1 dokter, dan masih ada satu dokter menunggu verifikasi.

Ketua Tim Mitigasi IDI, Dr Adib Khumaidi, SpOT, mengatakan situasi pandemi saat ini, para petugas medis dan kesehatan adalah pahlawan dalam arti sebenarnya. 

"Mereka berani dan kuat pada saat ketakutan. Mereka muncul setiap hari untuk melawan virus corona, bahkan seringkali dengan membahayakan kesehatan mereka dan keluarga. Bahkan tidak sedikit yang kehilangan nyawa karenanya. Mereka berusaha keras mengatasi rintangan yang dilemparkan di jalur mereka dan menempatkan kesehatan pasien mereka di atas kesehatan mereka sendiri," ujarnya Dr Adib Khumaidi dalam keterangan tertulis, Kamis 12 November 2020. 

Lebih lanjut, dokter Adib mengimbau paling tidak yang bisa masyarakat lakukan adalah mematuhi protokol kesehatan dan memberikan dukungan moral dan mental yang akan membantu mereka melewati krisis saat ini dan seterusnya. 

"Dan kami juga berharap, pemerintah turut mengapresiasi pengorbanan setiap tenaga medis dan kesehatan yang terlibat dalam penanganan COVID-19 ini dengan memberikan jaminan kesehatan dan kesejahteraan dari negara, baik pada tenaga medis dan kesehatan yang masih menjalankan tugasnya, maupun yang sedang dirawat, dan juga yang sudah wafat," kata Dr Adib Khumaidi. 

"Apresiasi dari pemerintah dan masyarakat merupakan booster dan vitamin yang kuat untuk meningkatkan ketahanan mental para tenaga medis dan petugas kesehatan," tutup dokter Adib Khumaidi.