Peneliti Ungkap Vaksin Ini Paling Efektif Lawan Varian Delta

Ilustrasi vaksin.
Sumber :
  • Freepik/wirestock

VIVA – Saat ini total ada 11 vaksin COVID-19 yang disetujui untuk digunakan di berbagai belahan dunia. Namun, menurut penelitian terbaru, satu-satunya vaksin yang terbukti paling efektif adalah Oxford-Astrazeneca atau Covishield.

AstraZeneca, yang merupakan vaksin yang paling populer digunakan di seluruh dunia, menjanjikan tingkat kemanjuran yang tinggi. Namun, diliputi kumpulan kontroversi, karena ada laporan munculnya efek samping yang tidak biasa akhir-akhir ini.

Tetapi, evaluasi kritis yang lebih baru telah membuktikan bahwa vaksin Covishield benar-benar telah melakukan tugasnya dengan baik, dengan memberikan lebih banyak antibodi pelindung, terutama dalam melawan varian Delta

Dilansir Times of India, studi yang dilakukan oleh ICMR dan NIV bernama 'Netralisasi varian Delta dengan serum vaksin Covishield dan individu yang divaksinasi COVID-19 yang pulih' menetapkan bahwa Covishield atau AstraZeneca yang menjadi vaksin utama di India, sangat efektif terhadap varian Delta. 

Melalui penelitian tersebut diamati bahwa vaksin vektor virus yang dibangun dengan menggunakan teknologi vaksin tradisional itu, mampu menghasilkan lebih banyak antibodi penetralisir yang dapat bekerja melawan virus corona. 

Vaksin yang pertama kali disetujui untuk digunakan di India itu memiliki tingkat kemanjuran hingga 70 persen dan meningkat menjadi 91 persen, setelah dosis kedua diberikan dengan jarak 8-12 minggu. Vaksin ini juga meningkatkan respons antibodi yang lebih tinggi sehingga mencegah COVID-19 yang parah. 

Studi lebih lanjut juga telah memastikan bahwa AstraZeneca lebih efektif pada orang-orang yang reinfeksi atau pernah tertular sebelumnya. Diamati bahwa orang yang telah pulih dari COVID-19 dan telah mendapat dosis penuh vaksin ini, memiliki lebih banyak antibodi dan respons penetralisir dibanding individu yang belum pernah terinfeksi COVID-19 sebelumnya. 

Namun, studi investigasi lebih lanjut tetap diperlukan untuk mengonfirmasi hal yang sama. Para ahli menyatakan, mereka yang telah sembuh dari COVID-19 memiliki konsentrasi sel memori-B dan T yang lebih tinggi, sehingga dapat mengingat infeksi dan meningkatkan respons antibodi yang lebih tahan lama dan efektif dengan vaksin ini. 

Ini juga bisa menjadi alasan mengapa seseorang yang telah sembuh dapat mengalami efek samping yang lebih parah dibanding seseorang yang tidak memiliki riwayat COVID-19