Puncak Kasus XBB Disebut Terlewati, Kemenkes Waspadai Omicron BW.1

Virus COVID-19 varian Omicron
Sumber :
  • Times of India

VIVA Lifestyle – Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa berbagai subvarian COVID-19 masih terus harus diwaspadai. Meski diakuinya bahwa angka kasus COVID-19 saat ini dalam tren mengalami penurunan, namun kewaspadaan masyarakat harus tetap tinggi terhadap virus tersebut.

"Sekarang angka kasus COVID-19 cenderung turun. Puncak subvarian XBB maupun XBB 1 sudah terlampaui, kalau kita lihat," kata dokter Nadia dalam temu media Sanofi dan Perkeni, di Jakarta, Rabu 30 November 2022. Scroll untuk simak artikel selengkapnya. 

Meski begitu, dokter Nadia tak menampik bahwa peningkatan kasus bisa terjadi lagi apabila ditemukan mutasi baru dan kembali menginfeksi masyarakat di Tanah Air. Salah satu yang patut diwaspadai, kata Nadia, adalah subvarian omicron BW1.

"Kecuali ada kemungkinam subvarian baru yang emerging yang disebut BW.1. Kita selalu tahu peningkatan kasus penyebabnya adalah subvarian baru omicron," tuturnya.

Dokter Nadia menambahkan bahwa tren kasus untuk 2 pekan ke depan masih tak terlalu tinggi, terlebih menjelang Tahun Baru dan Natal. Nadia juga mengungkapkan bahwa pemerintah tak membentuk aturan baru untuk persiapan Tahun Baru dan Natal tersebut.

COVID-19 varian Omicron

Photo :
  • The Straits Times

"Tren 1-2 minggu ke depan tidak setinggi sebelumnya. PPKM tetap level 1 sehingga tidak ada perubahan kemungkinan untuk nataru kecuali ada subvarian baru. Sekarang XBB dan XBB1 kita lihat sudah lewati puncaknya," ujarnya.

Sebelumnya, Sebuah studi baru yang diterbitkan di server pracetak Research Square melaporkan adanya mutasi BW.1 (BA.5.6.2.1), yang merupakan subvarian Omicron yang diturunkan dari garis keturunan BA.5.6.2.

SARS-CoV-2 BW.1 mengandung mutasi yang mirip dengan varian BQ.1 dan membantu pelepasan kekebalan. BQ.1 adalah salah satu garis keturunan yang paling cepat menular dan mengandung beberapa mutasi.

Yang memprihatinkan dari varian baru ini adalah ia memiliki kemampuan untuk hindari kekebalan yang diinduksi oleh vaksin. Sub-silsilah BW.1 yang baru terdeteksi mengandung mutasi yang mirip dengan varian BQ.1 sehingga memiliki kemampuan untuk melepaskan diri dari kekebalan yang dapat dicapai seseorang melalui vaksin atau infeksi virus sebelumnya.