Ketersediaan Obat Jadi Sumber Kendala JKN

Tenaga medis sedang memeriksa kondisi kesehatan bayi beberapa waktu lalu.
Sumber :

VIVA.co.id – Salah satu tantangan yang dihadapi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) erat kaitannya dengan ketersediaan obat. Hal ini terungkap dari hasil studi Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan (PKEKK) mengenai implementasi program JKN.

Kurangnya stok obat di fasilitas layanan kesehatan menjadi salah satu kendala yang sering dikeluhkan dalam pelayanan program JKN. Akibatnya, pasien pun tidak mendapatkan obat yang memadai.

"Ada beberapa permasalahan dalam pengadaan obat JKN, antara lain proses lelang yang memisahkan antara kelompok obat originatot dan generik, dan membatasi peluang kompetisi yang adil untuk mendapatkan obat yang terbaik untuk pasien," kata Kepala PKEKK Prof. Dr. Hasbullah Thabrany, MPH, DrPH, di acara diskusi media "Pengadaan Obat JKN: Masalah dan Solusi" di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Jumat, 26 Agustus.

Selain itu, Prof. Thabrany melanjutkan, permasalahan lain dalam pengadaan obat JKN adalah penentuan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang menjadi acuan seleksi obat masih menjadi masalah, Rancangan Kebutuhan Obat (RKO) belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan di lapangan, dan masih banyak kekurangan dalam sistem e-catalogue.

Sementara itu, International Pharmaceutical Manufaturers Group (IPMG) melihat masih ada ruang untuk memaksimalkan potensi dari program JKN guna memberikan pelayanan lesehatan yang lebih baik bagi para pasien. Hal ini ditengarai masih terbatasnya akses para pasien terhadap obat-obatan inovatif dan berkualitas tinggi dalam program JKN.

"Kami percaya bahwa pasien memiliki hak untuk mendapatkan layanan kesehatan terbaik sesuai kebutuhan mereka, termasuk akses terhadap obat inovatif dan berkualitas tinggi. Oleh karena itu, kami melihat pentingnya kolaborasi dari pemerintah dan pelaku industri dalam sistem pengadaan obat JKN yang lebih transparan," ujar Direktur Eksekutif IPMG Parulian Simanjuntak. (ase)