Hindari Ungkapkan Nilai Moral saat Membacakan Dongeng

Ilustrasi mendongeng untuk anak.
Sumber :
  • Pixabay/Publikdomainpictures

VIVA.co.id – Dongeng dipercaya menjadi alat yang efektif dalam mendidik anak sekaligus menanamkan prilaku positif pada mereka. Namun, ketika membacakan dongeng bagi anak, orangtua hanya fokus menyampaikan nilai-nilai moral yang tersemat di akhir cerita. Padahal, hal itu tidak selalu baik bagi si buah hati.

Menurut Ariyo Zidni, pendongeng sekaligus penggagas komunitas Ayo Dongeng Indonesia, mengungkapkan bahwa nilai moral dalam setiap cerita tidak selalu baik dan dipahami oleh anak.

"Lebih baik bahas yang lebih menyenangkan bagi anak sehingga bisa merangsang pola pikirnya. Orangtua juga bisa mengingat lagi bagian mana yang disukai anak. Komunikasi juga hidup," kata Ariyo saat ditemui kawasan Semanggi, Jakarta, Rabu, 26 Oktober.

Ariyo menambahkan, mungkin saja dalam cerita yang dituturkan ada nilai baik lain yang diambil oleh anak yang berbeda dari fokus orangtua.

"Menasihati baik, tapi tidak semua anak bisa menerima. Dengan dongeng, semua bisa. Karena dalam dongeng itu kita mengatakan tapi tidak mengatakan. Mengajari secara tersirat, tidak langsung," imbuh Ariyo.

Itulah kenapa, ujar Ariyo, setiap dongeng memiliki happy ending. Tanpa mengatakan, ada nilai positif yang ditangkap anak. Dongeng tidak hanya didengar tapi benar-benar ditangkap dan dimiliki nilainya.