Nyeri Kanker jadi Penyebab Kualitas Hidup Pasien Menurun

Ilustrasi peduli terhadap kanker.
Sumber :
  • REUTERS/Jumana El Heloueh

VIVA.co.id – Nyeri pada penderita kanker kerap menjadi momok. Karena nyeri ini dirasakan mereka para penderita sewaktu-waktu bahkan dalam 24 jam. Kemungkinan penyebabnya adalah penekanan saraf akibat massa kanker, maupun efek samping terapi seperti kemoterapi, pembedahan, dan obat-obatan.

Bahkan, nyeri ini dapat menetap meski penderita sudah dinyatakan bebas dari kanker. Karenanya, penanganan kanker juga harus disertai dengan penanganan nyeri yang baik.

Pakar nyeri di Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta, Prof. dr. Darto Satoto, SpAn(K) menuturkan, pada 10-20 tahun lalu penanganan nyeri masih belum sempurna sehingga banyak pasien kanker meninggal dengan keadaan nyeri sekali.

Derajat nyeri yang berkaitan dengan kanker dapat bervariasi dari penderita satu ke penderita lain. Hal ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti jenis, stadium kanker, dan kepekaan pasien terhadap nyeri.

"Rasa nyeri yang sangat sakit itu membuat kualitas hidup pasien menurun," ujar Prof. Darto saat acara seminar media di Jakarta Pin and Spine Center, Jakarta, Rabu, 7 Desember.

Kanker, lanjut Prof. Darto, bukanlah sakit yang dirasakan sendiri oleh pasien tapi juga seluruh anggota keluarga penderita. Karena itu, kualitas hidup keluarga pun juga ikut berpengaruh.