Penyebab Musik Bisa Mempengaruhi Emosi dan Mood
- Pixabay
VIVA.co.id – Mendengarkan suara seperti musik dan bunyi-bunyian ternyata memiliki efek signifikan terhadap mood dan emosi seseorang. Sejumlah peneliti menemukan bahwa hal ini kemungkinan disebabkan oleh regulasi dopamin otak, sebuah transmitter yang terlibat kuat dalam regulasi prilaku emosional dan mood.
Meski begitu, para peneliti mengatakan, perbedaan dalam reseptor dopamin dapat menimbulkan perbedaan hasil pada tiap individu.
Dilansir Times of India, penelitian ini mengungkapkan bahwa variasi fungsi gen reseptor dopamin D2 (DRD2) mengatur pengaruh musik berlawanan dengan bunyi pada kondisi mood dan emosi yang berkaitan pada aktivitas otak prefrontal dan striatal.
"Penemuan kami menunjukkan bahwa intervensi non farmalogis pun seperti musik dapat meregulasi respon mood dan emosi baik pada tingkat prilaku maupun neuron," kata Elvira Brattico, seorang profesor di Aarhus University di Denmark.
Dalam penelitian tersebut, direkrut 38 partisipan sehari, dengan 26 di antaranya memiliki "GG varian" dari DRD2 yang spesifik dan 12 lainnya memiliki "GT varian".
Para partisipan kemudian menjalani proses fMRI (functional magnetic resonance imaging selama melakukan tugas yang menguras emosi sambil mendengarkan musik.
Hasilnya menunjukkan bahwa partisipan dengan reseptor DRD2GG mengalami peningkatan mood setelah mendengarkan musik. Sedangkan pada partisipan yang memiliki GT, mood-nya menurun setelah mendengarkan suara.
Lebih lanjut lagi, musik, kebalikan dari lingkungan yang berisik, menurunkan aktivitas striatal dari partisipan GT begitu juga dengan aktivitas prefrontal dari partisipan dengan GG saat menghadapi proses emosional.
Hasil penelitian ini, menurut para peneliti, menunjukkan bahwa variasi genetik dari reseptor dopamin mempengaruhi modulasi suara lingkungan dari proses mood dan emosi.
Brattico mengatakan dalam laporan yang diterbitkan dalam jurnal Neuroscience ini, yang terpenting adalah penelitian ini mendorong pencarian akan intervensi musik yang dipersonalisasi untuk pengobatan gangguan otak yang berkaitan dengan penyimpangan transmisi neuro dopaminergik serta mood abnormal dan gangguan emosi yang berkaitan dengan aktivitas otak.