76,6 Persen Pelayanan KB di Indonesia Dilakukan Bidan

Dengan adanya edukasi pengenalan warna obat, membuat peluang tertukarnya obat menjadi menurun.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Pengaruh mitos dan adat budaya, masih sangat kental di beberapa daerah di Indonesia. Kondisi tersebut ternyata menjadi salah satu kendala bagi sosialisasi pentingnya pemakaian kontrasepsi di daerah.

Pemakaian kontrasepsi bertujuan untuk menekan angka laju populasi yang semakin meningkat di Indonesia. Selain itu, pemakaian kontrasepsi diyakini mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Sayangnya, belum semua wanita berminat untuk menggunakan kontrasepsi. Hal ini disebabkan banyaknya mitos yang beredar terkait efek buruk dari penggunaan kontrasepsi itu.

"Mitos-mitos dan sosial budaya masih menjadi tantangan dari sosialisasi KB. Yang diperlukan yaitu informasi sehingga dapat mengubah mindset pasien. Di sini peran tenaga medis diperlukan," ujar Ketua PP IBI, Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes., di Plaza Senayan, Jakarta, Kamis, 19 Januari 2017.

Dengan penyuluhan yang baik, maka para wanita diharapkan dapat mengambil keputusan dalam pemakaian kontrasepsi yang diinginkan. Sebab, banyak para ibu muda yang belum memahami seluk beluk dari alat kontrasepsi itu sendiri.

Terlebih, bantuan bidan sangat dibutuhkan para ibu di desa maupun kota besar untuk pemasangan alat kontrasepsi itu. Sehingga, banyak para ibu muda yang sangat membutuhkan edukasi tepat mengenai alat kontrasepsi yang akan digunakan.

"Di kota besar, Ibu muda mencari bidan untuk pemasangan KB. Sebanyak 76,6 persen pelayanan KB di Indonesia dilakukan bidan. Maka, kemampuan dan pengetahuan dari para bidan juga harus ditingkatkan untuk menepis mitos tersebut," kata Emi.