Teknik Baru Operasi Saraf Kejepit Tanpa Waktu Lama
- Pixabay/ Andersonvr
VIVA.co.id – Saraf terjepit atau dalam bahasa medis disebut dengan herniated nucleus pulpposus (HNP), merupakan keluhan yang banyak dialami orang. Hal ini diakibatkan tingginya aktivitas fisik sehingga membuat bantalan tulang rentan mengalami kerusakan.
Pada kasus ringan HNP bisa diatasi dengan terapi obat-obatan atau fisioterapi. Tapi, dalam kasus yang parah, jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan kelumpuhan.
Pakar nyeri dari Klinik Nyeri dan Tulang belakang Onta Merah, dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS menjelaskan pengobatan atas HNP bisa dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu konservatif dan operatif atau intervensi.
"Konservatif hanya diberi obat atau fosioterapi yang dilakukan pada awal HNP. Misalnya, pasien baru mengeluh nyeri yang hilang timbul," kata Mahdian saat konferensi pers di Warung Jati Jakarta, Selasa 12 September 2017.
Jika kasusnya sudah berat, maka harus dilakukan intervensi atau operasi. Operasi HNP juga dibagi dua, yaitu yang sifatnya konvensional dan minimal invasive atau modern.
Teknologi baru yang saat ini dianggap paling efektif untuk tindakan operasi HNP adalah endoskopi PELD (Percutaneous Endoscopic Lumbar Disectomy).
Mahdian menyebutkan, PELD memiliki kelebihan pada manajemen pengobatan nyeri yang tidak mengubah struktur tulang.
"Untuk menghilangkan nyeri, diambil bantalan yang menyebabkan saraf terjepit. Alatnya masuk ke dalam dan menjepit bantalannya untuk diambil," jelas Mahdian.
Operasi ini masuk ke dalam teknik operasi yang baru yang bersifat minimal invasive. Luka sayatannya pun kurang dari 1 cm, lebih tepatnya hanya 7mm saja.
"Teknik ini hanya memakai alat seperti selongsong, lalu lewat lubangnya kita ambil bantalan tulang. Di luar negeri operasi disebut sebagai stitchless surgery atau tidak perlu dijahit, kalaupun perlu hanya satu jahitan saja," terang Mahdian.
Dengan operasi ini, pasien pun bisa cepat pulih dan beraktivitas kembali. Dibanding dengan operasi syaraf kejepit konvensional, teknik operasi ini hanya memerlukan waktu inap di rumah sakit selama 1-2 hari saja.
Karena ukuran alatnya yang kecil, waktu operasi pun menjadi relatif lebih singkat, yaitu sekitar 45 menit. Risiko kambuh juga sangat kecil dan tidak menyebabkan pelengketan. (ren)