Hati-hati, Sakit Tenggorokan Bisa Jadi Tanda Difteri

Ilustrasi imunisasi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Difteri ditandai dengan hadirnya selaput putih kotor di bagian tenggorokan, tepatnya di belakang lidah. Tapi, tidak sedikit yang belum memahami perbedaan selaput putih tanda nyeri tenggorokan dan penyakit difteri itu.

Pada penyakit difteri, selaput putih biasanya terletak di tengah tenggorokan. Ini sangat khas karena tampak bergumpal menjadi satu bulatan putih, bukan bercak putih seperti yang sering terjadi pada sakit tenggorokan pada umumnya.

"Selaput putihnya di tengah dan saat dicabut, akan sangat sulit bahkan berdarah. Ini yang disebut sebagai membran putih yang terbentuk dari sel darah putih dan jaringan mati akibat hadirnya kuman difteri," ujar Konsultan Infeksi Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, Dr. dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K), saat ditemui VIVA dalam acara Pelajaran dari KLB Difteri, Ayo Vaksin! di Jakarta, Selasa, 19 Desember 2017.

Selaput putih tersebut disertai dengan penebalan dan menyebabkan sulit bernapas. Tidak jarang, menimbulkan bau mulut menyengat.

"Saat sudah menumpuk, selaput putih itu menutup saluran napas dan akhirnya membuat sesak napas. Jadi, harus dilakukan trakeotomi (pelubangan di tenggorokan) agar bisa kembali bernapas seperti biasa," ujar Hindra.

Selain itu, gejala difteri yang patut diwaspadai adalah saat demam tidak terlalu tinggi tanpa disertai batuk dan pilek, tapi malah merasa nyeri tenggorokan dan berlangsung lebih dari tiga hari.

"Kalau demam disertai batuk pilek, biasanya tidak curiga itu difteri. Kalau yang demam tapi tidak batuk pilek dan malah nyeri tenggorokan, waspada itu difteri. Harus secepatnya dapat antibiotik, karena kalau sudah lebih dari tujuh hari, penyakit difteri sudah sulit sembuh," ungkapnya. (one)