Cold Brew, Tren Menyeduh Kopi dengan Air Dingin yang Mulai Digemari

Ilustrasi kopi/kopi hitam.
Sumber :
  • Pexels/Kaboompics/Karolina

VIVA – Bagi banyak orang awam, untuk menghasilkan secangkir kopi umumnya diseduh dengan air panas. Bahkan beberapa orang beranggapan kopi yang diseduh tidak dengan air mendidih terasa kurang nikmat.

Tapi dalam beberapa tahun belakangan muncul tren tersendiri menyeduh kopi dengan air dingin. Teknik ini dikenal dengan istilah cold brew, yang belakangan mulai banyak ditawarkan oleh sejumlah coffee shop.

"Jadi cold brew ini teknik brewing-nya dengan menggunakan air dingin. Kalau di industri biasa dikenal dengan ekstraksi," kata Research and Development Manager PT Haldin Pasific Semesta, Hendra Rizki Akbar di Food Ingredients Asia 2018 di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta, Rabu, 3 Oktober 2018.

Jika umumnya kopi diseduh dengan air yang hampir mendidih, teknik cold brew ini menyeduh kopi dengan suhu air 10-15 derajat celsius. Kopi ini nantinya akan didiamkan selama kurang lebih 12 jam. Setelah proses ekstraksi tersebut, baru akan dilakukan sterilisasi sebelum dimasukkan ke dalam sejumlah kemasan.

"Untuk jenis kopi yang bisa dibuat cold brew sebetulnya bisa apa saja. Tapi biasanya lebih banyak digunakan arabika. Biasanya dengan cold brew ini menginginkan bitter yang tidak terlalu kuat," kata Akbar kepada VIVA.

Ia mengatakan bahwa cold brew sendiri mulai banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Begitupun dalam skala industri atau business to business. Menurutnya, banyak konsumen yang memesan cold brew kepada pihaknya.

Seperti diketahui, Food Ingredients Asia 2018 sendiri diselenggarakan pada 3-5 Oktober 2018 di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran. Ini merupakan peluang bagi pemain industri bahan baku makanan dan minuman untuk memperkenalkan keunggulan produk mereka dan menggali berbagai informasi terkini seputar industri.