Buka Puasa dengan Bubur Lodeh, Tradisi di Masjid Agung Kendal

Bubur lodeh.
Sumber :
  • VIVA/Teguh Joko Sutrisno.

VIVA – Tradisi berbuka puasa banyak dilakukan di berbagai daerah. Menunya pun beragam sesuai khasnya masing-masing. Satu di antaranya di Masjid Agung Kendal, Jawa Tengah. Setiap bulan Ramadhan di salah satu masjid tertua di Kendal tersebut, dihidangkan menu bubur lodeh yang diberikan gratis untuk warga sekitar dan jamaah yang beribadah di masjid selama sebulan penuh.

Tradisi buka puasa dengan bubur lodeh ini sudah berlangsung sejak dulu dan terus dipertahankan hingga sekarang.

Menurut takmir Masjid Agung Kendal, awal mulanya dari kesulitan pangan waktu itu, maka takmir berinisiatif untuk membuat bubur lodeh dan diberikan gratis pada warga sekitar.

"Jadi sejak sebelum masa kemerdekaan, zaman penjajahan Jepang waktu. Kan kondisinya seperti itu. Waktu itu pihak takmir Masjid Agung membantu memberikan makanan untuk berbuka puasa bagi masyarakat. Sejak itu, kemudian menjadi bagian tradisi yang dilakukan setiap bulan Ramadhan," jelas Pujianto, takmir Masjid Agung Kendal.

Bubur lodeh terbuat dari nasi yang direbus, diberi bumbu, dan santan kelapa. Pelengkapnya memakai sayur lodeh yang terbuat dari racikan labu siam, terong, kacang panjang, dan daun melinjo. Rasa bubur ini gurih dan bisa menyegarkan badan.

"Bubur ini disajikan oleh takmir masjid. Ada juga takjil lain hasil sumbangan dari masyarakat," lanjutnya.

Ia menambahkan, setiap hari disediakan sekitar 150 bungkus bubur lodeh. Biasanya bubur lodeh dihidangkan dalam piring atau mangkuk. 

"Tapi sementara ini kan masih pandemi. Alhamdulillah situasinya membaik. Tapi kita tetap mematuhi anjuran prokes. Maka bubur lodeh untuk buka puasa memakai mangkuk sekali pakai," kata Pujianto.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno