468 Sekolah Hancur, KPAI Desak Sekolah Darurat di Lombok

Sejumlah anak-anak korban gempa bumi bermain dekat tenda Posko Pengungsian Desa Sajang, Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

VIVA – Berdasarkan data BNPB ada 468 sekolah yang mengalami kerusakan akibat gempa Lombok. Hal ini tentu membuat pemenuhan hak pendidikan pada anak-anak di Lombok menjadi terhambat.

Terkait dengan banyaknya bangunan sekolah terdampak gempa, maka KPAI mendorong empat hal.

Retno Listyarti Komisioner KPAI mengatakan, poin pertama KPAI mendorong Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk melakukan penilaian kelayakan bangunan sekolah.

"Baik orangtua, apalagi anak-anak sekolah takut keluar rumah serta mendekati bangunan yang terkena dampak gempa. Penilaian kelayakan bangunan sekolah sangat penting bagi penyelenggaraan pendidikan darurat bagi anak-anak korban gempa. Pemetaan dan Penilaian kelayakan bangunan juga nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan rehab-rekonstruksi pascagempa," ujarnya dari rilis yang diterima VIVA Selasa 9 Oktober 2018.

Poin kedua disebutnya bahwa Dinas Pendidikan dapat mengerahkan para kepala sekolah, pengawas, guru, dan pegawai agar dapat bekerja sama untuk melakukan update data.

"Terkait data kerusakan sekolahnya masing-masing, seperti jumlah ruang yang layak pakai,  kursi meja kelas yang layak pakai, data korban jiwa (terkait warga sekolah). Kedua, menyusun rencana kegiatan pemulihan trauma atau trauma healing bekerja sama dengan Dinas sosial dan dinas PP&PA setempat." 

Lalu poin ketiga, KPAI mendorong Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan perhatian bagi penyelenggaraan Sekolah Darurat.