Perlukah Imajinasi Anak Diatasi Saat Bermain?

Ilustrasi area permainan anak di mal
Sumber :
  • Pixabay/Carousel

VIVA – Mengenalkan anak dengan permainan imajinatif menjadi suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dalam tumbuh kembang anak. Karena permainan ini mendorong anak-anak untuk belajar bagaimana berinteraksi secara sosial 

"Bentuk permainan ini mendorong anak-anak untuk belajar bagaimana berinteraksi secara sosial dan mengembangkan isyarat sosial dengan bereksperimen dengan kontak mata, menggunakan nada dan emosi yang berbeda," kata  Psikolog pendidikan dan pendiri Rumah Dandelion,  Binky Paramitha, saat temu media bersama Erly Learning Centre, di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu, 6 Maret 2019. 

Ia juga menjelaskan bahwa permainan imajinatif sendiri bermanfaat untuk meningkatkan aspek kognitif, kemampuan berbahasa, serta kemampuan anak mengoptimalkan aspek sosial emosional pada dirinya. 

Dalam permainan imajinatif anak juga bisa membayangkan menjadi tokoh-tokoh aksi yang membantu membangun harga diri, karena setiap anak bisa menjadi pahlawan hanya dengan berpura-pura. Tapi ada kalanya permainan imajinatif ini bisa berbahaya bagi anak. Lalu, adakah batasan anak saat melakukan permainan imajinatif? 

"Sebenarnya imajinasi itu tanpa batas, selama tidak membahayakan. Tapi kadang mereka berimajinasi menjadi superhero dan ingin melompat dari ketinggian, ini yang harus dibatasi," tutur dia.

Oleh sebab itu, meski tetap mengenalkan permainan imajinatif pada anak, Binky berpesan bahwa orang tua juga perlu untuk selalu mendampingi anak. Sehingga sebelum terjadi hal yang di luar batas, orang tua bisa mencegahnya.