Hindari Gizi Buruk, Ini 5 Langkah Penting Cegah Stunting

Bahaya gizi buruk.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Stunting masih menjadi isu besar bagi bangsa Indonesia. Stunting sendiri merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak yang mengalami gizi buruk, infeksi, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.

Jika kondisi tersebut tidak tertangani, Sumber Daya Manusia Indonesia akan berdampak di masa mendatang. Berbicara Stunting, Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari Kementerian Kesehatan RI, angka stunting atau pertumbuhan terhambat di kalangan anak-anak Indonesia masih sangat tinggi, yaitu 30,8. Artinya 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting.

Selain itu, diperkirakan bahwa 70% dari anak-anak usia sekolah (5-12 tahun) hanya menyerap sebagian kecil nutrisi dari makanan mereka sehari-hari. 

Meski jumlah penderita stunting di Indonesia menurut hasil Riskesdas 2018, terus mengalami penurunan. Tetapi langkah pencegahan stunting harus terus dilakukan untuk menekan angka tersebut.

Stunting pada anak dapat dicegah sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun atau bisa disebut juga sebagai periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Berikut ini adalah beberapa cara mencegah stunting pada anak seperti dilansir dari laman resmi Promkes.kemenkes.go.id

1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil

Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter.

Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

2. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan

Ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, Veronika Scherbaum menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

Selain itu, membiasakan anak-anak usia 5-12 tahun mengonsumsi susu juga penting. Sebab pada usia tersebut mereka membutuhkan kalsium yang tinggi, karena mereka akan mengalami pubertas dan tumbuh kembang fisik yang signifikan. Berdasarkan rekomendasi AKG 2013, anak berusia 4-9 tahun membutuhkan 1.000mg kalsium per hari, sementara anak usia 10-18 tahun membutuhkan 1.200mg kalsium per hari.

Untuk mendukung kebutuhan ini, berikan si Kecil Indomilk susu bubuk dengan Optinutri dalam kemasan sachet dan box, yang mengkombinasikan kebaikan kalsium, protein, dan Omega 3 untuk mendukung si Kecil tumbuh Tinggi, Tangguh, dan Tanggap, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima VIVA, Senin 11 Januari 2021.

Kalsium berperan dalam membentuk kepadatan tulang dan gigi. Sumber protein membantu membangun jaringan tubuh si kecil, sementara Omega 3 membantu perkembangan sel-sel otak serta menjaga kesehatan jantung anak. 

Selain itu, susu ini juga dilengkapi dengan vitamin A, B, C, D3, serta mineral seperti Zinc, Iodium Fosfor, dan serat pangan. Semua nutrisi yang terkandung di dalamnya berperan penting dalam pertumbuhan generasi si kecil sehingga membantu anak tumbuh tinggi secara fisik, tangguh menghadapi tantangan, dan tanggap menyerap pelajaran.

3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting.

WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.

4. Terus memantau tumbuh kembang anak

Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

5. Selalu jaga kebersihan lingkungan

Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting.

Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.