Selain Nutrisi, Lakukan Ini di Rumah Bikin Otak Anak Jadi Kreatif
VIVA – Pembelajaran tatap muka (PTM) di pulau Jawa dan Bali dilarang seiring diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di wilayah tersebut pada 3-20 Juli 2021.
Hal ini membuat kita dan anak harus tetap berkegiatan sekreatif mungkin untuk membunuh rasa bosan selama di rumah saja. Selain itu, menciptakan aktivitas kreatif juga sangat bermanfaat.
Founder Ganara Art Studio, Tita Djumaryo, mengatakan kegiatan kreatif sangat penting karena dapat melatih otak.
"Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang ini di mana semua serba online. Dan, di rumah terus mereka (anak) harus dilatih kepekaannya melalui seni. Apapun seninya baik, seni musik, tari, atau seni gambar, mereka akan terasah rasa dan karsanya serta empatinya. Dan mereka bisa melupakan sejenak kondisi yang terjadi saat ini," ujarnya saat IG Live Talkshow di Instagram @hometowndairy.id, dengan topik Kreasi Creative Handcrafting, yang digelar baru-baru ini.
Saat acara tersebut, Tita turut memberikan tutorial upcycling, yaitu kegiatan penggunaan kembali barang secara kreatif menggunakan kemasan Hometown Dairy.
"Ternyata dengan melukis permukaan kemasan menggunakan cat akrilik dan penggunaan gunting, botol bekas susu bisa diubah menjadi pot tanaman yang dapat digunakan kembali dan menjadi karya yang cantik untuk dipajang di rumah. Kegiatan ini bisa menjadi sarana untuk mengasah kreativitas serta meningkatkan bonding antar anggota keluarga selama di rumah saja," terang dia.
Dalam kesempatan tersebut, Tita Djumaryo turut mengatakan bahwa di dalam berkreasi juga diperlukan nutrisi seimbang.
"Sebenarnya anak-anak yang penuh energi, kalau tidak ada asupannya akan lemes juga. Tidak bisa dipungkiri kalau kita harus di rumah saja gizi seimbang sangat penting karena kalau tidak bergerak dan makannya tidak dijaga, bisa menuju obesitas," tuturnya.
Menurut Tita, susu sangat membantu karena tidak ada tambahan pemanis, sehingga anak-anak tidak mengalami sugar rush, yaitu kondisi di mana anak menjadi terlalu aktif dan tidak bisa diam setelah mengonsumsi gula.
"Kalau anak-anaknya benar-benar kreatif, kita harus punya ide, hasil karya anaknya difoto, kemudian di upload di sosial media, seperti galeri," saran Tita Djumaryo.