Bunda, Ketahui Pentingnya Bermain untuk Anak

Anak-anak bermain permainan tradisional.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bimo Aria

VIVA.co.id – Anak-anak memang tidak bisa lepas dari kegiatan bermain. Tapi, terlalu banyak bermain juga menimbulkan kekhawatiran orangtua karena waktu belajar akan tersita.

Meski demikian, menurut psikolog anak Anita Chandra, M.Psi, batasan waktu bermain anak tidak bisa ditentukan secara pasti. Karena, pada anak-anak usia pra sekolah, bermain justru bisa menjadi media bagi mereka untuk belajar.

Namun, orangtua juga harus dapat membantu si kecil memilih permainan yang tepat. Kalau mereka bermain secara terarah dan berguna, akan banyak hal yang dipelajari anak dari kegiatan bermain.

"Misalnya, dahulu orang suka main skipping tali, galasin, kasti, mainan seperti itu mainan yang membuat anak jadi belajar sosialisasi, menang dan kalah, regulasi emosi," ujar Anita kepada VIVA.co.id beberapa waktu lalu.

Berbeda dengan bermain menggunakan gadget, yang berdampak negatif pada fisik dan emosi, pada permainan yang bersifat sosial, anak akan bisa belajar meregulasi emosinya. Misalnya ketika menang atau kalah bagaimana harus bersikap. Kalau curang mereka bisa ada hukuman sosial dari teman sepermainannya. Ini akan menjadi pembelajaran positif bagi anak.

"Regulasi emosi membentuk kemampuan dia mengolah emosi. Kalau kalah marah tidak cenderung meledak. Itu karena mereka tidak biasa dapat input sosial. Tidak tahu boleh dan tidak boleh, jadi cenderung egosentris, soliter, tidak butuh orang lain," ujar Anita.

Meski begitu, tetap orangtua menetapkan kapan waktu pasti anak boleh bermain. Misalnya satu jam usai sekolah. Selain itu, sesuaikan juga dengan kegiatan anak lainnya.