Ibu 'Melek Informasi' Tapi Masalah Gizi Buruk Belum Teratasi
- Pixabay
VIVA.co.id – Permasalahan gizi di Indonesia belum lah berakhir. Meskipun saat ini terlihat banyak ibu yang 'melek informasi' dan paham soal memenuhi gizi buah hati mereka, pada kenyataannya permasalahan gizi masih saja menjadi momok.
Masa tumbuh dan kembang anak di Indonesia tidak terlepas dari berbagai hambatan. Menurut Direktur Kesehatan Keluarga dari Kementerian Kesehatan RI, dr. Eni Gustina, MPH, Indonesia termasuk 17 negara dengan tiga masalah gizi.
"Stunting, gizi buruk, dan obesitas semakin meningkat. Tidak hanya balita, tapi juga anak usia sekolah, remaja, obesitas terus meningkat," kata Eni saat jumpa pers di Gedung Kemenkes Jakarta, Senin 24 Juli 2017.
Masalah obesitas ini, lanjut Eni, bisa berdampak pada risiko penyakit tidak menular ketika mereka dewasa. Balita yang obesitas, risiko terkena hipertensi, sakit jantung, diabetes, akan meningkat.
Begitu pula dengan remaja, risikonya terkena penyakit tidak menular ini akan semakin meningkat. Pada ibu hamil juga akan meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi.
Tidak hanya masalah gizi, anak-anak Indonesia, lanjut Eni, juga mengalami masalah prilaku yang berisiko pada kesehatan. Dari survei Global School Health menunjukkan, 22,5 persen anak usia 10-14 pernah merokok, 4 persen pernah mengonsumsi alkohol, dan 1,7 persen pernah mengonsumsi narkoba.
Sementara konsumsi makanan sehat pada anak Indonesia, sangat rendah sekali.
"Hanya 7 persen remaja yang senang makan sayur dan buah. Padahal, kurang sayur dan buah bisa berdampak anemia. Kemudian anemia bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah atau BBLR," imbuh Eni. (ren)