Mengerikan, Setiap Menit Satu Anak di Dunia Jadi Buta

Ilustrasi ibu dan bayi.
Sumber :
  • Pixabay/sheldoni

VIVA – Kebutaan pada anak menjadi masalah yang sangat besar dibandingkan dengan yang dewasa. Hal ini terkait dengan beban ekonomi karena, bila kebutaan terjadi sejak usia dini, mereka memiliki masa hidup yang lebih pendek dari anak-anak yang normal.

Terdapat sekitar 1,5 juta anak di dunia mengalami kebutaan. Dan, 85 persennya adalah anak-anak yang ada di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Menurut spesialis mata anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof. dr. Rita Sitorus, SpM(K), PhD, setiap satu menit ada satu anak di dunia yang mengalami kebutaan. Dan, hampir setengah juta anak di dunia buta permanen.

"Cukup banyak prevalensinya dan kebutaan pada anak terus meningkat," kata Rita dalam konferensi pers peluncuran program Jak-ROP di RSCM Kiara Jakarta, Jumat 17 November 2017.

Rita menegaskan bahwa kebutaan anak menjadi hal yang penting, karena beban biaya yang sangat tinggi.

"Kenapa tinggi, karena kalau tahu anak buta dari lahir atau dari usia anak, masa kebutaan jadi panjang. Apalagi kalau dia bisa bertahan hidup hingga tua dan seterusnya," lanjut Rita.

Dampak ini, kata Rita, juga bisa berimbas pada pemerintah, di mana kapasitas produksi dari penduduknya menjadi berkurang. Belum lagi beban yang harus ditanggung keluarga dan masyarakat dari anak yang buta.

"Hitungan singkatnya, beban ekonomi dari kebutaan pada anak karena kehilangan produktivitasnya pada pemerintah, keluarga maupun masyarakat 23 kali lebih besar daripada kebutaan saat dewasa," kata Rita.

Karena itulah, lanjut Rita, menghentikan kebutaan pada anak merupakan tindakan yang cerdas. Strateginya adalah dengan mencegah kebutaan pada anak, maka beban ekonomi jadi lebih ringan.

Pencegahan kebutaan pada bayi prematur atau Retinopati Prematuritas dapat dilakukan dengan cara skrining. Skrining dan terapi pada ROP dapat berkontribusi dalam meningkatkan GNP negara. (ren)