Cegah Pendek, Awasi Pertumbuhan Anak Usia 9 Tahun

Ilustrasi lutut anak.
Sumber :
  • Pixabay/CarolinaP

VIVA – Stunting merupakan permasalahan yang dialami oleh kebanyakan masyarakat Tanah Air saat ini. Kondisi anak yang bertubuh pendek dan sulit berkembang seperti normalnya, ditengarai akibat kurang gizi.

Pentingnya pemberian gizi yang mencukupi di usia 1000 hari pertama kehidupan anak, memicu tumbuh kembangnya maksimal. Namun, banyak orang tua yang belum memahami hal tersebut dan akhirnya membuat si kecil alami stunting.

"Fokus untuk tekankan gizi maksimal di 1000 hari pertama kehidupan agar pertumbuhan kognitif dan intelektualnya baik. Apalagi, di usia anak yang belum mencapai tiga tahun, perkembangan otaknya bisa terus berkembang hingga 80 persen," ujar Dosen Gizi Universitas Indonesia, Ir. Ahmad Syafiq, M.Sc., Ph.D, kepada VIVA ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.

Setelah melewati usia dua tahun, para orang tua yang merasa melewati masa tersebut dengan gizi kurang pada anak, harus fokus memantau pertumbuhan anak. Menurut Syafiq, sebelum anak terlanjur stunting, terdapat upaya untuk mengejar ketinggalan gizi tersebut.

"Kalau anak sudah lewat usia dua tahun dan merasa belum memenuhi gizinya, bisa dilakukan upaya untuk membantu kejar dari sisi pertumbuhan dengan gizi yang memadai. Peluang untuk perbaiki tinggi badannya masih ada sampai anak usia 18 tahun (perempuan) dan 20 tahun (laki-laki)," paparnya.

Selain itu, para orang tua diharapkan mampu mengobservasi lonjakan pertumbuhan anak. Di mana, momen itu terjadi di usia 9 tahun.

"Awasi pertumbuhan anak melalui lonjakan pertumbuhan yang terjadi di usia 9 tahun. Dia masih bisa kejar ketinggalan tingginya serta kognitif dan intelektual dengan diberikan makanan tinggi gizi dan cegah dari penyakit-penyakit yang rentan menular," jelasnya.