Gili Ketapang, dari Desa Nelayan Jadi Kampung Wisata

Pantai Gili Ketapang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, sejak 2016 ramai dikunjungi pelancong dari luar daerah. Destinasi wisata pantai di Gili Ketapang ini jadi magnet wisatawan.

Pulau yang dihuni warga satu desa itu pelan-pelan berkembang, dari desa nelayan menjadi desa wisata. Pulau Gili Ketapang berada di sisi utara lepas pantai Kabupaten Probolinggo.

Pulau seluas 68 hektare (ha) itu dihuni kurang lebih 7.000 jiwa. Dan tranportasi utama dipakai warga setempat ialah perahu. Dari Pelabuhan Tanjung Tembaga di Kota Probolinggo, jarak tempuh menuju Gili Ketapang sekitar setengah jam.

Perahu-perahu bersandar di pinggir pantai Gili Ketapang, menandakan mata pencaharian utama warga, yakni mencari ikan alias nelayan. Di sisi selatan, sebuah pelabuhan kecil berdiri. Muhammad, salah satu warga setempat menuturkan, selain tempat bongkar muat hasil laut, pelabuhan itu juga dipakai perahu penumpang menyeberang ke pulau lain.

Di ujung barat, sekitar panjang dua lapangan sepakbola berupa lahan kosong. Di situ, sejauh mata memandang, pasir putih terhampar. Sawung-sawung kecil dan spot berswafoto dibikin. Lepas dari hamparan pasir, rumah-rumah disulap warga menjadi tempat istirahat atau rest area. Ada warung makan dan basecamp para pemandu.

Nah, di ujung barat itulah titik wisatawan berkunjung. Selain wisata pantai, ada destinasi religi di pulau ini, yakni Gua Kucing, tempat petilasan Waliyullah, penyebar agama Islam di Tanah Jawa, Syaikh Maulana Ishak. Wisata Gili Ketapang dibuka sejak tahun 2016," kata pengelola MDH Snorkeling Gili Ketapang, Muhammad kepada VIVA, Rabu, 24 Juli 2018.

Dia menjelaskan, ada tiga wahana ditawarkan di Gili Ketapang, yakni permainan ala pantai seperti tarik tambang dan lainnya, wisata air seperti menyelam dan menikmati hamparan terumbu karang, serta memancing.

"Yang terkenal snorkeling-nya (menyelam)," ujar dia.

Berwisata ke Gili Ketapang terbilang murah. Pengunjung cukup menyiapkan uang sebesar Rp90 ribu per orang. Itu paket ongkos perahu pulang-pergi, snorkeling dan makan siang. Adapun jasa memancing beda lagi.

"Kalau mancing biaya sewa perahunya Rp400 ribu-Rp500 ribu per kapal, kalau spot jauh Rp800 ribu-Rp1,2 juta," katanya.

Dibukanya wisata pantai tentu saja berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan warga Gili Ketapang karena warga setempat dilibatkan. Untuk snorkeling, misalnya, Muhammad mengatakan, ada 13 kelompok pengelola. Masing-masing kelompok melibatkan 10-15 orang.

"Izinnya dari dinas pariwisata dan dibina kepala desa," ucap dia.

Muhammad mengaku, MDH Snorkeling dalam sebulan bisa melayani 400-500 orang yang ingin bersnorkeling. Hitung saja pendapatan yang diperoleh jika per orang ditarik biaya paket Rp90 ribu. Itu belum jasa mengantar para penghobi mancing. Biasanya, tempat ini ramai pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu.

Bukan hanya kaum Adam, para perempuan di Gili Ketapang juga ikut berperan. Kaum Hawa yang menyediakan kuliner khas pesisir kepada para pengunjung. Pernak-pernik kenangan juga mereka jual. "Tidak hanya warga sini, warga dari timur juga ikut kerja di sini," ucap Muhammad. (ren)