Tahun 2019 Menpar Targetkan Devisa Pariwisata Kalahkan Sektor Migas

Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya.
Sumber :
  • VIVA/Sherly (Tangerang, Banten)

VIVA – Kementerian Pariwisata RI saat ini tengah gencar melakukan peningkatan kunjungan wisatawan untuk menjadi penyumbang devisa utama di Indonesia pada tahun 2109.

Bahkan pihaknya merinci, di tahun 2018 devisa yang masuk dari sektor pariwisata diproyeksikan mencapai US$17 miliar (Rp242,9 triliun), maka tidak menutup kemungkinan tahun 2019 akan mencapai angka yang lebih tinggi.

"Tahun ini dari pariwisata diprediksi mencapai US$17 miliar, maka pada tahun depan pariwisata diproyeksikan menjadi nomor 1 penyumbang devisa negara," kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya di Tangerang, Banten, Senin, 3 Desember 2018.

Angka itu diklaim akan mengalahkan pemasukan devisa dari sektor minyak sawit dengan nilai sebesar US$16 miliar (Rp228,6 triliun), migas serta pertambangan batu bara.

Terdapat terobosan khusus yang dilakukan pihaknya untuk menembus angka tersebut dengan mempromosikan 10 daerah unggulan dan 10 wisata Bali Baru.

Untuk destinasi wisata unggulan di antaranya Bali, Jakarta, Bandung, Bromo dan enam wilayah lain. Sedangkan, 10 wilayah 'Bali Baru' atau daerah destinasi wisata baru yang dipromosikan ke mancanegara di antaranya, Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika (Nusa Tenggara Barat) serta wilayah lainnya.

"Kita terus berkoordinasi dengan tiap wilayah di Indonesia untuk terus menggairahkan potensi wisata dengan event yang diadakan dan harus menonjolkan ciri khas daerah. Misalnya seperti di Tangerang, saya minta wali kota (Arief R. Wismansyah) agar memasukkan Festival Cisadane masuk sebagai 100 Festival Indonesia, serta Festival Al Adzom sebagai destinasi wisata halal," ujarnya.