Penghujung Tahun, Pengunjung Lawang Sewu Tembus 1 Juta Orang

Sorot Cagar Budaya - Wisata Cagar Budaya Lawang Sewu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

VIVA – Wisatawan yang berkunjung ke gedung bersejarah peninggalan Belanda, Lawang Sewu, di Kota Semarang, Jawa Tengah tembus hingga satu juta orang di tahun 2018.

Jumlah kunjungan destinasi yang dikelola PT Kereta Api Indonesia (Persero) itu merupakan yang tertinggi.

Manager Humas PT KAI Daerah Operasional 4 Semarang, Krisbiyantoro mengungkapkan, capaian satu juta wisatawan di Lawang Sewu terjadi pada Senin, 24 Desember kemarin.

"Ini kali pertamanya. Sangat membanggakan," kata dia di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 29 Desember 2018. Keberhasilan menarik 1 juta wisatawan di tahun ini, menurut dia, cukup memuaskan.

Sebab, pada 2015, jumlah wisatawan baru mencapai 688.995 orang. Lalu, pada 2016, meningkat menjadi 861.111 wisatawan, dan 2017 sebanyak 992.343 wisatawan.

Keberhasilan ini tidak lepas dari terobosan pengelola yang mengggelar sejumlah kegiatan menarik selama satu tahun terakhir, seperti Museum Goes to School, Festival Hari Museum Indonesia, dan Festival Argo Muria.

"Sebagai wujud syukur terkait kunjungan 1 juta wisatawan di Lawang Sewu, KAI menggelar 'Semarak Satu Juta Pengunjung' pada Jumat kemarin. Kami juta memasang Wall of Fame untuk pengunjung yang ingin berselfie," katanya.

Sementara itu, pada momentum libur Natal dan Tahun Baru, Krisbiyantoro mencatat jumlah kunjungan meningkat pesat. Jumlahnya bahkan cukup fantastis mencapai 60 ribu wisatawan.

Untuk pengunjung terbanyak terjadi pada Minggu, 23 Desember 2018 sebanyak 12.113 wisatawan. Kemudian, Senin, 24 Desember sebanyak 11.158 wisatawan, dan Selasa, 25 Desember mencapai 10.120 wisatawan.

“Total pengunjung selama libur Natal atau mulai tanggal 20 sampai 26 Desember 2018 di Lawang Sewu sebanyak 60.568 wisatawan yang terdiri dari 214 wisman dan 60.354 domestik,” jelas Krisbiyantoro.

Sebagai informasi, Lawang Sewu merupakan gedung bersejarah di Semarang yang didesain oleh arsitek Belanda bernama Prof Jacob K. Klinkhamer bersama BJ Ouendag dan Cosman Citroen pada 1904.

Bangunannya mengacu pada arsitektur campuran bergaya Tropis dan Eropa. Gedung ini dahulu merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) atau Perusahaan Kereta Api Belanda.

Setelah kemerdekaan, gedung ini digunakan sebagai kantor pusat oleh PT KAI. Karena itu, pada 1992, Pemerintah Kota Semarang menjadikan gedung ini sebagai bangunan kuno bersejarah yang patut dilindungi.