Memajukan Pariwisata dengan Menghidupkan Terumbu Karang

Jumpa pers Bali Buleleng Festival di Kementerian Pariwisata
Sumber :
  • VIVA.co.id/Riska Herliafifah

VIVA.co.id - Saat mendengar nama Bali, destinasi wisata apa yang kemudian terlintas ada di benak Anda? Bisa jadi indahnya pantai-pantai seperti Kuta, Sanur, Pandawa, atau malah kawasan Legian? Bila masih berkutat dengan tempat-tempat itu, Anda wajib menjelajahi bagian lain di Pulau Dewata, salah satunya Bali utara.

Sebab, bagian utara menyimpan pesona yang tidak kalah dengan Bali selatan. Putu Agus Suradnyana, Bupati Buleleng mengatakan, lokasi itu memiliki garis pantai terpanjang di pulau ini sepanjang 177 kilometer.

"Luasnya wilayah hampir sepertiga Bali. Kondisi lautnya juga tidak kalah menarik dari selatan," kata Putu saat ditemui dalam jumpa pers Bali Buleleng Festival di gedung Kementerian Pariwisata, Jakarta, pada Kamis, 15 Oktober 2015.

Soal ekosistem biota laut, Buleleng diketahui kaya terumbu karang. Padahal, di masa lalu, kondisi terumbu karang di sana memprihatinkan. "Tahun 1989, saat desa ditemukan, karang lautnya gundul dan keadaannya rusak. Saya mengembangkan bersama masyarakat untuk rehabilitasi karang laut," kata Agung Prana, seorang pelestari terumbu karang.

Pelestarian itu dilakukan dengan kesadaran penuh dan partisipasi masyarakat setempat. Kemudian, dibantu teknologi yang bisa mempercepat pertumbuhan karang hingga 6-10 kali lebih cepat, kondisi terumbu karang di sana membaik.

"Dengan adanya karang, ikan yang awalnya pergi ke laut, kini mau kembali ke permukaan. Rehabilitasi ini membuat nelayan lebih menghasilkan secara ekonomi," tutur Agung.

Upaya itu dilakukan agar masyarakat lebih menyadari bahwa bila lingkungan dilestarikan, kesejahteraan akan membaik.