Mendaki Gunung Dempo, Jurang Terjalnya Menakutkan

Kawah Gunung Dempo
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Aji YK Putra/ Palembang

VIVA.co.id – Ketinggian puncak Gunung Dempo di kota Pagaralam Sumatera Selatan, memang menjadi incaran para pendaki. Di atas gunung dengan tinggi 3.159 meter di atas permukaan laut (mdpl), menyuguhkan pesona alam yang indah.

Menuju kota Pagaralam, memang tidak membutuhkan waktu yang sedikit. Dari Palembang ibu kota Sumatera Selatan, harus menempuh perjalanan delapan jam lamanya menggunakan jalur darat.

Barulah saat sampai di kota Pagaralam, kita harus menaiki angkutan desa menuju kawasan perkebunan teh. Dari perkebunan teh menuju kampung empat tempat titik awal pendakian, ditempuh dengan berjalan kaki sekitar tiga jam. Meskipun melelahkan, hamparan luas kebun teh membuat rasa lelah menjadi hilang.

Perjalanan kembali dilanjutkan, menuju puncak Gunung Dempo. Dari awal pintu rimba kita harus menuju titik pertama di shelter pertama dengan perjalanan dua jam.

Perjalanan jauh baru dirasakan menuju shelter dua. Empat jam perjalanan harus ditempuh hingga sampai ke cadas. Di sinilah, pendakian berat yang memacu adrenalin sangat terasa.

Sebab, bebatuan yang licin dan jurang yang terjal menjadi medan menakutkan. Sehingga, setiap pendaki yang melintas di sini harus ekstra hati-hati. Selain batu dan jurang, jalan di sanapun sangatlah sempit. Jika ada pendaki yang turun, pendaki yang akan naik harus rela mengantre hingga selesai.

Setelah melewati cadas, kita akan sampai ke Top Gunung Dempo. Meskipun di puncak, pendaki harus kembali turun dari top menuju pelataran, di sanalah tempat kamp peristirahatan para pendaki sebelum menuju puncak Merapi Gunung Dempo.

Lelah selama pendakian, sangat terbayar ketika sampai ke pelataran gunung. Hamparan rumput panjang, serta pemandangan langit biru yang selama ini tidak ditemukan di perkotaan menjadi tempat persinggahan yang nyaman.

Mardiansyah (28) pendaki dari komunitas pencinta alam Shelter Dempo mengatakan, Gunung Dempo memang menjadi incaran para pendaki, dari luar Sumatera. Bahkan, turis luar pun, sering datang ke sini untuk melihat pesona alam Gunung Dempo.

"Pendakian Dempo berbeda dengan gunung lain. Track-nya sangat terjal dan tidak ada jalan bonus (jalan datar). Jadi sangat menguras tenaga. Itu yang menjadi incaran pendaki, karena sangat menguji adrenalin," kata Mardiansyah.

Selain itu, dari atas kawah puncak Merapi Gunung Dempo, sangat jelas terlihat hamparan laut kota Bengkulu. Rumput panjang umur di seputaran bibir kawah masih dapat terlihat, meskipun kini telah berkurang. Para pendaki nakal, sering membawa rumput panjang umur sebagai oleh-oleh.

Banyaknya pengambilan rumput panjang umur secara ilegal, membuat tumbuhan yang hanya ada di Gunung Dempo itu kini semakin berkurang. "Sesama pendaki, kita harus mengingatkan. Semua yang ada di gunung tidak boleh diambil atau dibawa turun. Kita di sini hanya boleh ambil foto," ujarnya.

Selain Mardiansyah, Andiko (28) yang juga dari komunitas Shelter Dempo menambahkan, Gunung Dempo selalu dipenuhi pendaki pada waktu tertentu. Seperti hari libur dan perayaan 17 Agustus.

"Banyak yang ingin upacara di atas puncak Dempo. Tapi seluruh pendaki yang naik harus membawa turun sampah. Sehingga kondisi alam masih tetap terjaga," ujarnya.