Wisata ke Pasar Kakilangit, Jajan Kuliner Pakai Koin Kayu

Kuliner di Pasar Kaki Langit, Bantul
Sumber :
  • VIVA.co.id/Daru Waskita

VIVA – Tak ingin terpuruk dari dampak siklon tropis Cempaka yang merusak sejumlah obyek wisata alam di Desa Wisata Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarya, para penggiat wisata berbasis alam kembali membuka wahana wisata baru, yaitu Pasar Kakilangit.

Pasar Kakilangit ini akan menghadirkan 15 pedagang kuliner tradisional khas Dlingo, yang akan dibuka hanya setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Para wisatawan selain menikmati keindahan alam wisata di sini, juga bisa memesan kuliner tradisional, seperti Gudeg Mangar, Tahu Guling, Tiwul, Tempe Bacem, Gembrot, Telo, Bubur Ndeso, Jadah dan menu angkringan.

Kehadiran Pasar Kakilangit ini diharapkan menambah keramaian destinasi wisata di kawasan Mangunan. Jika selama ini wisatawan yang datang hanya menikmati lokasi foto berlatar belakang keindahan alam, maka dengan hadirnya Pasar Kakilangit, wisatawan juga bisa menikmati kuliner khas masyarakat Mangunan, Dlingo, Bantul.

Menurut Purwo Harsono, Lurah Pasar Kaki Langit, selain menghadirkan kuliner, Pasar Kakilangit juga bakal menggelar aneka kerajinan produk masyarakat Mangunan. Selain itu, untuk menambah semarak juga akan dihadirkan kesenian tradisi masyarakat Mangunan.

"Pasar Kakilangit akan hadir pertama kali pada hari Minggu 10 Desember 2017 dan mulai dibuka pada pukul 07.00 WIB," ucapnya, Minggu 10 Desember 2017.

Kehadiran Pasar Kakilangit ini digagas oleh Generasi Pesona Indonesia Yogyakarta (Genpi Jogja). Genpi Jogja adalah komunitas atau gerakan relawan berbasis media sosial untuk mempromosikan dan mendukung geliat pariwisata, baik di lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) maupun nasional dalam rangka melejitkan dunia Pariwisata Indonesia.

Dikelola Masyarakat

Pasar Kakilangit diharapkan dapat memperpanjang waktu kunjung wisatawan, menghadirkan variasi atau alternatif pendukung destinasi serta memecah konsentrasi kunjungan wisatawan. Ini semua sekaligus sebagai sarana penunjang pengembangan potensi daerah serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi mikro sebagai bagian dari pusaran multiplier effect.

"Untuk itu seluruh kegiatan Pasar Kakilangit akan dikelola oleh masyarakat setempat, baik dari pedagang, barang dagangan maupun pengisi acara," tuturnya.

Purwanto, salah satu penggagas Pasar Kakilangit mengatakan, untuk bertransaksi atau membeli kuliner di Pasar Kakilangit, para wisatawan harus menukarkan uang dengan kepingan kayu bulat menyerupai uang koin yang telah diberi tanda sesuai dengan nilai uang yang ditukarkan.

"Satu kantong uang koin dari kayu nilainya sebanyak Rp30 ribu. Ada koin pecahan mulai dari Rp2.000 hingga Rp10 ribu," ujar pria dengan panggilan Ipung itu. (ren)