Tinjau Katering Jemaah, Amirul Hajj Pastikan Bumbunya Asli Indonesia

Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin meninjau katering jemaah haji
Sumber :
  • MCH 2019/Bahauddin

VIVA – Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin beserta rombongan meninjau perusahaan katering penyedia konsumsi jemaah haji Indonesia, Jumat, 2 Agustus 2019. Mereka memantau langsung proses pemasakan, pengemasan, hingga pendistribusian kepada jemaah haji di hotel.

Lukman memimpin delegasi Amirul Hajj meninjau dua perusahaan di kawasan Kaakiyah, Mekah, yakni Matbah Al Juman yang menyediakan konsumsi untuk jemaah haji di Mahbas Jin (embarkasi SUB) dan Al Mutamayizun untuk katering jemaah di Misfalah (embarkasi JKS).

"Alhamdulillah kami melihat bagaimana mereka memasak kemudian memasukkan makanan itu ke dalam boks, lalu kemudian dimasukkan dimasukkan ke dalam keranjang-keranjang. Lalu di antar dengan mobil-mobil boks ke hotel-hotel jemaah haji kita," kata Lukman.

Ia melihat langsung seluruh proses pengerjaan konsumsi jemaah yang dilakukan dengan baik dan profesional. Dua perusahaan yang dikunjungi diketahui sudah menyediakan katering haji jemaah haji Indonesia, dan punya reputasi baik.

"Tahun ini kami pilih kembali mudah-mudahan hasil evaluasi di akhir musim haji tahun ini hasilnya baik sehingga kemudian bisa kita gunakan untuk tahun yang akan datang," ujarnya.

Pihaknya mensyaratkan penggunaan bahan-bahan baku bumbu dari Indonesia sebanyak mungkin. Selain itu, juga mewajibkan semua perusahaan katering itu memiliki chef kepala dari Indonesia.

Tujuannya, kata Lukman, supaya cita rasa terjamin sesuai dengan mayoritas jemaah Indonesia. "Jadi tidak hanya bahan-bahan baku yang terkait dengan bumbu-bumbu tapi juga tadi misalnya patin juga khusus didatangkan dari Indonesia, tapi juga juru masaknya juga penting dari Indonesia untuk menjaga kualitas dari masakan," ungkapnya.

Dalam kunjungan ke hotel-hotel jemaah di hari sebelumnya, Lukman sempat menanyakan langsung kepada jemaah perihal konsumsi yang diberikan selama di Mekah.  Ia mengklaim sebagian jemaah mengaku puas dengan masakan dan cita rasanya.

"Jadi ini tentu kita syukuri. Artinya jamaah kita tidak merasa kekurangan dari sisi porsi dan dari sisi selera juga sesuai cita rasa mereka," terang Lukman.