18 Jemaah Wafat, Mayoritas karena Penyakit Jantung

dr. Tjetjep Ali Akbar, Kepala Seksi Kesehatan KKHI Madinah (kiri)
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Arinto Tri Wibowo

VIVA.co.id – Hingga Selasa 23 Agustus 2016, jumlah jemaah haji yang wafat di Tanah Suci mencapai 18 orang. Sebagian besar jemaah yang wafat karena penyakit jantung.

Kepala Seksi Kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah, dr. Tjetjep Ali Akbar, mengatakan, penyakit jantung yang menjadi penyebab mayoritas jemaah meninggal, memang bawaan dari Tanah Air.

"Lainnya karena penyakit saluran pernapasan dan paru-paru," kata Tjetjep di kantor Daker Madinah, Rabu 24 Agustus 2016.

Tjetjep menjelaskan, faktor cuaca dengan suhu yang panas dan aktivitas berlebih dapat memicu kinerja jantung lebih berat. Apalagi, untuk jemaah haji yang sudah berusia lanjut.

Menurut dia, sebagian besar jemaah haji yang meninggal rata-rata memang berusia di atas 60 tahun. Namun, usia bukan menjadi faktor utama, melainkan karena jemaah sudah memiliki penyakit bawaan.

Sementara itu, Tjetjep juga menjelaskan, beberapa jemaah haji juga masih menjalani perawatan. Dari data yang ada, sebanyak 33 orang dirawat di KKHI, sedangkan seorang di Rumah Sakit Arab Saudi.

Jemaah haji yang dirawat, dia melanjutkan, karena penyakit hipertensi, diabetes, dan saluran pernapasan. "Ada juga karena kakinya melepuh, setelah berjalan tanpa alas kaki ke hotel dari Masjid Nabawi," ujarnya.

Namun, Tjetjep menambahkan, dibanding tahun lalu untuk rentang yang sama, jumlah jemaah haji wafat lebih sedikit. Meskipun, rata-rata penyakit yang diderita relatif sama, yakni jantung.

Saat ini, dengan jumlah tenaga medis sekitar 300 orang, yang di antaranya dokter sebanyak 80 orang dan perawat 100 orang, belum sebanding untuk melayani jemaah haji yang mencapai 168 ribu orang. Namun, tim kesehatan tidak akan surut dan tetap memberikan layanan terbaik bagi jemaah.