Kota yang Tak Lagi Tua

Pekerja melakukan perbaikan dinding sebuah gedung cagar budaya di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Selasa, 4 Oktober 2016
Sumber :
  • Antara/R. Rekotomo

VIVA.co.id – Matahari hampir tenggelam. Lantunan kidung doa sayup-sayup terdengar dari dalam Gereja Santo Yusuf Gedangan, Semarang, Jawa Tengah, Rabu 24 Mei 2017. 

Di luar gedung, sejumlah jemaat tampak terus berdatangan menyusul jemaat lainnya. Sesaat ruangan pun penuh oleh para jemaat di sejumlah kursi yang tertata rapi.

Ibadah Misa berlangsung khidmat di gereja yang dibangun pada 1870-1875 oleh arsitek Belanda W.I. van Bakel itu. Puji-pujian doa menggema di seluruh ruangan. 

Meski sudah berusia ratusan tahun, gereja di Jalan Ronggowarsito itu tampak berdiri megah hingga saat ini. Bangunannya masih terpelihara dengan baik dan menjadi cagar budaya penting kawasan Kota Lama.

Bangunan Gereja Gedangan yang berada di kawasan kota lama Semarang. (VIVA.co.id/Dwi Royanto)

Gereja Gedangan menjadi titik awal pembangunan kawasan Kota Lama yang dikenal sebagai Little Netherland atau Belanda Kecil. Bangunan-bangunan tua beraksitektur Belanda masih berdiri megah. 

Sebut saja Pabrik Rokok Praoe Lajar, yang telah berdiri sejak zaman kolonial Belanda, Stasiun Tawang, dan Gereja Blenduk.

Sejak 2003, Pemerintahan Kota Semarang merevitalisasi kawasan Kota Lama, mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2003. Kawasan ini pun diusulkan menjadi cagar budaya yang segera diakui UNESCO pada 2020. 

Konsep revitalisasi dilakukan mulai pembenahan sarana prasarana seluruh cagar budaya hingga mengajak para pemilik cagar budaya untuk melakukan  konservasi bangunan. Pemerintah kota juga membantu warga pemilik cagar budaya dengan berbagai skema pembiayaan. 

Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama, Heaverita Gunaryati Rahayu, mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menganggarkan Rp5 miliar, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengucurkan Rp40 miliar, untuk biaya perawatan Kota Lama. 

Dalam perjalanannya, revitalisasi Kota Lama dilakukan untuk menjadikannya kota tujuan wisata. Dulu dalam perjalanannya, Kota Lama sangat terbengkalai, bahkan menjadi momok wisatawan karena tingginya tingkat kriminalitas, dan aktivitas prostitusi di kawasan Polder Tawang. 

Yongki Tio, seorang sejarawan Kota Semarang, mengatakan, kini kondisi Kota Lama sudah berubah. Pemkot Semarang sedikit demi sedikit mulai membenahi dan menata kembali Kota Lama. 

"Dulu orang kalau mau ke sana takut. Sekarang sedikit demi sedikit dibenahi. Kehidupan sosialnya juga ditata kembali," tuturnya di Semarang, Kamis 25 Mei 2017. 

Dari sisi pelayanan, wisatawan kini juga telah dipermudah dengan transportasi ramah lingkungan di kawasan Kota Lama. Seperti banyaknya penyewaan sepeda ontel, skuter tua hingga becak tua untuk mengelilingi lorong-lorong kota tua. 

Selanjutnya, Destinasi Internasional